PENGERTIAN ILMU SEJARAH
Banyak definisi tentang apa sejarah itu. Dari berbagai batasan itu kiranya bisa dibuat rumusan sementara tentang sejarah, yaitu sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan dilaksanakan) oleh manusia dimasa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri / diketemukan masa sekarang. Untuk manambah kejelasan dari rumusan di atas ini, kiranya berbagai aspek dari rumusan ini perlu ditinjau lebih lanjut. Pertama-tama perlu diperhatikan kenyataan bahwa tidak semua kejadian masa lampau itu bisa diungkapkan (recoverable), maka itu studi sejarah seyogianya hanya pada bagian-bagian peristiwa yang bukti-buktinya memang masih bisa diketemukan atau memang masih bisa direkonstruksi dan yang punya arti penting (significant) bagi peristiwa yang hendak direkonstruksi tersebut. Maka dari itu kalau kita katakan sejarah adalah studi tentang masa lampau, pengertian peristiwa masa lampau disini terutama seyogianya diartikan “masa lampau yang masih bisa diselamatkan” (surviving past). Atas dasar jalan pikiran ini bisa dikatakan lebih lanjut bahwa sebenarnya studi sejarah bukan studi tentang masa lampau dalam artian sebanarnya, tetapi lebih merupakan studi tentang jejak-jejak masa kini dari peristiwa masa lampau. Sebagai konsekwensinya maka peristiwa-peristiwa yang tidak ada jejaknya (tak meninggalkan jejak) praktis bisa dianggap tidak ada. Dalam hubungan permasalahan di atas ini perlu dikemukakan bahwa konsep sejarah bisa dibedakan antara sejarah sebagai “res gestae” dan sejarah sebagai “rerum gestarum” (Renier, 1961) Yang pertama menunjuk pada pengertian sejarah sebagai “peristiwa yang benar-benar terjadi” (sejarah sebagai aktualitas). Sedang yang kedua mengacu pada pengertian sejarah sebagai kisah dari peristiwa yang benar-benar terjadi. Yang pertama sulit kita ketahui, bahkan bisa dikatakan tak mungkin dikenali karena telah lenyap dengan berlalunya masa lampau tersebut. Tetapi sebagai peristiwa, maka ia mungkin meninggalkan jejak-jejaknya.
Atas dasar jejak- jejaknya itulah manusia menyusun fakta-fakta untuk akhirnya dirangkaikan dengan cara-cara tertentu sebagai cerita sejarah. Inilah yang kita sebut sejarah sebagai rerum gestarum. Dengan dasar ini pula maka kita sadari bahwa pengertian kita tentang apa sejarah itu lebih mengacu pada konsep ini, di mana adanya jejak-jejak masa kini dan peristiwa itu menjadi sangat menentukan bagi kemungkinan tersusunnya cerita sejarah tersebut. Hal ini perlu diperhatikan dalam hubungan rumusan batasan sejarah di atas tadi adalah tentang pengertian “pengalaman manusia” (apa-apa yang dialami manusia di waktu yang lampau) di sini kiranya perlu dipertegas lagi, pengalaman-pengalaman manusia dimasa lampau yang mana saja yang jadi pusat perhatian sejarah, sebab sejarah bukanlah satu-satu disiplin ilmu yang menaruh perhatian terhadap kehidupan manusia di masa lampau. Ilmu-ilmu lainnya terutama ilmu sosial/humaniora juga menjadikan pengalaman masa lampau manusia sebagai bagian dari obyek studinya, meskipun cara dan titik perhatian yang berbeda. Jadi perlu dipertanyakan apa yang menjadi perhatian utama sejarawan dalam studi terhadap masa lampau itu. Dalam hal ini kelihatannya sejarawan terutama tertarik pada aspek-aspek tertentu dari pengalaman masa lampau, yaitu pertama tentu saja mereka tertarik terhadap peristiwa sebagai suatu peristiwa (event), bukannya bagaimana adanya/halnya peristiwa tersebut sebagai suatu gejala yang bisa diisolasikan dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Selanjutnya dalam mengkaji peristiwa sebagai peristiwa mereka terutama menaruh perhatian pada peristiwa khusus (particulars), yaitu peristiwa-peristiwa yang meskipun mungkin ada persamaan jenisnya dengan peristiwa-peristiwa lainnya, tetapi tidak pernah sama betul (identik) dengan peristiwa lainnya itu. Sejarawan juga tertarik pada dimensi kronologis dari peristiwa, terutama untuk mengertikan perkembangan yang menjadi landasan utama bagi urut-urutan peristiwa tersebut. Akhirnya karena segala sesuatu dimasa lampau hakekatnya “menyerah” (mengandung unsur histories), maka sejarah secara lebih luas mencakup materi dari semua ilmu sosial dan humaniora. Dalam kedudukan ini sejarah bersifat mensintesakan unsur-unsur ilmu yang mempelajari masa lampau manusia (Daniels, 1981). Dengan demikian, memperhatikan beberapa penjelasan di atas, kiranya sejarah bisa dirumuskan secara lebih memadai sebagai suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwanya sendiri dalam hal ini terutama yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembangannya yang kemudian disusun dalam suatu cerita sejarah.
Incoming search terms:
- pengertian ilmu sejarah