PENGERTIAN INDUSTRI PAKAIAN
Adalah salah satu industry terkemuka dan terbesar di dunia. Pakaian meliputi inyak jenis, termasuk kemeja lengan pendek dan panjang, celana panjang dan pendek, rok, gaun, piyama, pakaian dalam, serta pakaian olahraga. Hampir semua industri pakaian dunia yang memproduksi berbagai jenis pakaian berorientasi pada dunia mode dengan pusat-pusat modenya, yakni Paris, London, Roma, dan New York. Sederet industri penghasil pakaian yang terdiri atas ribuan pabrik berkembang di negara-negara Barat dan Amerika Serikat. Beberapa negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, dengan didukung oleh harga yang bersaing, juga mulai memasuki pasar pakaian dunia.
Industri pakaian di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah. Namun bila dilihat dari jumlah produksinya, DKI Jakarta – yang dilengkapi dengan mesin-mesin modern – berada pada posisi teratas. Jawa Tengah memiliki 1.362 pabrik pakaian, DKI Jakarta 652, Jawa Barat 575, dan Jawa Timur 159. Umumnya pabrik pakaian dilengkapi oleh tiga macam mesin, mesin potong kain, mesin jahit, dan mesin pembantu. Namun tak semua perusahaan ini menggunakan mesin-mesin besar, terutama mesin potong kain. Hingga kini Propinsi Jawa Timur merupakan penghasil utama kaus singlet, celana dalam, dan pakaian olahraga. DKI Jakarta merupakan penghasil kemeja, celana panjang, dan blus terbanyak. Dan jenis jeans, pakaian wanita, serta anak-anak paling banyak dihasilkan di Jawa Barat, terutama Bandung. Meskipun industrialisasi menyebabkan terjadinya ledakan penjualan pakaian siap pakai, sebagian masyarakat di banyak bagian dunia masih bergantung pada penjahit tradisional, atau bahkan masih menjahit sendiri.
Pakaian yang dikenakan pria dan wanita di hampir semua bagian dunia mencerminkan perubahan selera sesuai dengan berjalannya waktu. Melalui kecepatan dan pengaruh komunikasi modern, mode yang paling populer di suatu bagian dunia dengan cepat dapat diserap dan ditiru di tempat-tempat lain. Penciptaan Pakaian. Suatu manufaktur pakaian umumnya terdiri atas lima bagian besar, yakni bagian desain, bagian perencanaan, bagian pemotongan, bagian penjahitan, dan bagian pemeriksaan atau penyempurnaan.
Penciptaan desain merupakan langkah awal proses manufaktur pakaian. Divisi desain bertugas menciptakan model yang sesuai dengan seiera konsumen saat ini atau memperkirakan untuk masa yang akan datang, mengubah desain-desain yang sedang populer di pasar dunia, serta membuat contoh-contoh model yang diciptakan beserta patokan harganya. Kecuali pada mode-mode yang berharga sangat tinggi, di antara pakaian yang dilempar ke pasar bebas hampir tak ada yang merupakan pakaian dengan mode corak bebas yang dihasilkan oleh perancang tunggal. Secara keseluruhan, umumnya, industri pakaian menyalin atau mengubah corak-corak yang sedang populer di masyarakat.
Di hampir semua barang konsumsi manusia, kecenderangan para penggemar mode dari golongan ekonomi kelas atas untuk menyesuaikan mode-mode yang dikagumi akan segera diikuti oleh konsumen tingkat ekonomi menengah dan bawah. Kecenderungan ini sering terjadi dalam dunia mode, dan prosesnya (pada pakaian) lebih cepat terjadi dibandingkan dengan barang-barang konsumen lainnya. Oleh karena itu, tidak luar biasa bila terlihat suatu gaun dengan potongan model tertentu yang laku keras pada konsumen kelas tinggi dengan sangat cepat menyebar pada golongan bawah, dengan jumlah besar serta harga yang jauh lebih murah.
Bagian perencanaan bertugas mengatur jalannya produksi. Yang diatur meliputi perencanaan produksi, jumlah produksi tiap model pakaian, serta pembuatan pola pakaian dalam ukuran standar dan dalam ukuran yang bervariasi (XL-L-M-S-XS).
Setelah merencanakan bahan baku dan pelengkap produksi lainnya, rancangan yang telah selesai dikerjakan di atas kertas mulai dibuat contohnya. Contoh model ini dibuat oleh tukang jahit berpengalaman yang sanggup melakukan seluruh operasi penjahitan untuk membuat pakaian lengkap. Umumnya jumlah-nya tak pernah lebih dari 24 potong. Setelah diberi identitas nomor dan harga, contoh lengkap ini ditunjukkan pada para pengecer sebagai satu contoh model.
Seperti para produsen kendaraan bermotor yang selalu berlomba-lomba mengeluarkan model terbarunya, pembuat pakaian juga menjalani hal yang sama. Para perancang pakaian umumnya memiliki konsumen dengan kelas tersendiri, misalnya golongan pemakai mode berharga tinggi, berharga sedang, atau berharga murah. Mencampurkan pembatasan-pembatasan harga produksi merupakan pekerjaan yang berisiko sangat tinggi. Sebagai contoh, kelompok produsen yang terkenal sebagai penghasil pakaian batik pada tingkat harga 50 sampai 75 ribu rupiah akan menghadapi kesulitan besar mendapatkan keun-tungan jika tiba-tiba memasarkan hasil produksi yang memiliki tingkat harga lebih tinggi, misalnya 100 -200 ribu rupiah.
Hal ekstrem yang dilakukan oleh banyak konveksi pakaian pada model-model populer ditunjukkan dengan cara mengurangi macam model pada suatu musim penjualan. Suatu kejadian lumrah bila produsen menawarkan pada pengecer sepuluh sampai dua puluh model pilihan pada awalnya. Tetapi, para produsen tidak pernah memproduksi secara massal semua model itu. Rata-rata pengusaha pakaian dengan berhati-hati memilih, dan hanya memproduksi pakaian- pakaian tertentu yang dipesan pengecer dalam jumlah cukup besar.
Segera sesudah masuknya pesanan dengan jumlah cukup besar untuk diproduksi, proses manufaktur massa dimulai. Langkah pertama adalah pengujian pola yang dibuat, pengukuran dan penciptaan pola dengan skala sebenarnya pada tiap jenis kain yang dibuat pakaian. Dalam pembuatannya, terdapat suatu ukuran standar untuk membuat pola pertama kali. Setelan jas laki-laki, contohnya, mula-mula dipolakan pada ukuran 36. Dari pola dasar ini, pengurangan atau pembesaran bertingkat dilakukan dengan ukuran yang s e banding, dan berdasarkan skala, diciptakan pola tersendiri untuk tiap ukuran pakaian yang diproduksi.
Bagian pemotongan melaksanakan pesanan dari bagian perencanaan. Mula-mula dilakukan pemeriksaan bahan. Kain diperiksa untuk menghindari kerusakan, terutama cacat tenun, warna yang tak sama, dan corak tak sama, juga untuk menghindari penyusutan. Proses ini bisa dilakukan secara manual atau dengan mesin. Untuk pakaian berharga rendah, ba-gian pemotongan pakaian bisa menghasilkan sekaligus 300 lembar sekali potong. Berdasarkan suatu pola. bilah pemotong bertenaga listrik bergerak melalui tumpukan kain. Kemudian potongan-potongannya disortir, diikat menjadi bundel-bundel, dan dikirim ke ruang jahit.
Proses penjahitan yang biasa mempunyai beberapa cara, bergantung pada besar kecilnya produksi. Pertama – umumnya untuk pakaian berkualitas sedang – seluruh komponen lengkap dijadikan satu bendel. Bendelan ini dikerjakan oleh sekelompok pekerja menurut bagian dan keahlian masing-masing secara berlipitan. Kedua, setiap pekerja dengan keahlian masing-masing menjahit secara berurutan, mirip pekerja ‘ pada ban berjalan. Dalam produk tertentu, seperti gaun yang berharga sangat tinggi, seluruh jahitan dilakukan oleh satu penjahit yang sangat ahli. Bila perlu, ia pindah mesin untuk mengerjakan jahitan-jahitan khusus.
Bagian pemeriksaan dan penyempurnaan merupakan bagian paling menentukan dalam industri pakaian. Penambahan hiasan, termasuk kancing, lubang kancing, sabuk, dan asesori lainnya, dilakukan pada tahap akhir produksi. Sebelum meninggalkan pabrik, pakaian, pada akhir prosesnya diuji untuk mengetahui beberapa jenis kerusakan. Bagian akhir inilah penyaring terakhir dan, secara umum, penjaga mutu pakaian. Sebelum dipak dan dipasarkan, pakaian jadi ini harus dibersihkan (dari sisa-sisa benang yang masih menempel), bahkan dicuci, dipres (untuk melicinkan dan mematikan lipatan-lipatannya), serta disetrika agar benar-benar licin sehingga kelihatan sangat sempurna sebagai pembungkus badan.
Incoming search terms:
- pengertian busana industri
- pengertian pembuatan busana industri
- pengertian industri busana
- pengertian industri apparel
- industri pakaian
- karakteristik busana industri
- industri busana
- busana industri
- pengertian celana industri