PENGERTIAN ISTILAH KEKERABATAN
PENGERTIAN ISTILAH KEKERABATAN – Dipergunakan untuk menyapa atau menyebut orang yang terikat kepada diri si penyapa atau penyebut (dalam antropologi disebut ego) karena hubungan darah atau hubungan perkawinan. Istilah sapaan dipakai secara langsung oleh ego untuk menyapa kerabatnya. Istilah sebutan atau acuan digunakan untuk menyebut kerabat dalam pembicaraan dengan orang ketiga. Istilah sapaan dan istilah acuan untuk kerabat tertentu kadang-kadang sama saja, tetapi ada kebudayaan yang menggunakan istilah berbeda. Dalam bahasa Indonesia, kata “ayah” dipakai sebagai istilah sapaan maupun acuan. Tetapi orang Toraja menggunakan kata ambe untuk menyapa dan matusa untuk menyebut. Demikian pula istilah ayah dalam bahasa Mimika di pantai barat daya Irian Jaya dibedakan antara majhako untuk menyapa dan ajiko untuk menyebut.
Sistem istilah kekerabatan di berbagai kebudayaan kelompok manusia di dunia menunjukkan keanekaragaman. Para ahli telah mendapatkan sejumlah asas bersifat universal untuk membedakan tipe atau golongan kerabat berdasarkan penggunaan istilah kekerabatan. Asas-asas itu antara lain berdasarkan: angkatan; percabangan keturunan; umur; jenis kelamin kerabat; jenis kelamin kerabat penghubung; jenis kelamin si pembicara; perbedaan antara kerabat “darah” dan kerabat “karena kawin”; keadaan masih hidup atau sudah meninggalnya kerabat penghubung.
Sebagai contoh, dalam bahasa dan budaya suku bangsa Timorini di daerah Pegunungan Tengah, Irian Jaya, apaluk adalah istilah untuk semua kerabat yang seangkatan dengan nenek, ambo untuk semua angkatan kakek, dan aot untuk adik. Budaya mereka juga membedakan istilah berdasarkan jenis kelamin si pembicara. Kaum laki-laki menyebut anaknya apaluk, sedangkan kaum wanita menyebut anaknya ayak. Dalam bahasa Batak, seorang laki-laki menyebut kakaknya angkang, sedangkan seorang wania menyebut kakaknya iboto.
Sistem istilah kekerabatan mempunyai kaitan dengan sistem kekerabatan. Penggolongan kerabat ber- dasarkan istilah kekerabatan itu menyangkut sejumlah hak, kewajiban, dan ketentuan mengenai sikap yang harus diwujudkan dalam interaksi antara kerabat. Keterkaitan istilah kekerabatan dengan sistem kekerabatan disingkap oleh seorang ahli hukum, L.H. Morgan (1818-1881), yang lama menetap sebagai pengacara di antara suku bangsa Indian Iroquois di daerah hulu Sungai St.Lawrence dan di selatan Danau Ontario dan Erie, Amerika Serikat. Pengetahuannya tentang istilah kekerabatan ini kemudian diperdalam- nya dengan mengirimkan angket ke berbagai suku bangsa di dunia. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam buku Systems of Consanguinity and Affinity of the Human Family (1871), yang merupakan sumbangan penting untuk ilmu antropologi.
Dalam kurun waktu terakhir, di lingkungan keluarga suku bangsa tertentu di Indonesia ada kecenderungan untuk tidak lagi membiasakan penggunaan istilah kekerabatan suku bangsanya. Istilah kekerabatan suku bangsa itu diganti dengan istilah yang diambil dari bahasa Indonesia. Kecenderungan ini tampak misalnya pada suku bangsa Gayo, Aceh Tengah. Suku bangsa ini mengenal banyak istilah kekerabatan, misalnya untuk angkatan orang tua laki-laki: ama (ayah), ama-kul/ecek (saudara laki-laki ayah yang lebih tua/muda), pun (saudara laki-laki ibu), kil (suami saudara perempuan ayah), uwe/encu (suami saudara perempuan ibu). Variasi istilah kekerabatan ini memperlihatkan adanya variasi hak dan kewajiban terhadap si ego. Sekarang semua istilah di atas cenderung diganti dengan satu istilah, “bapak”.
Incoming search terms:
- pengertian kekerabatan menurut para ahli
- istilah kekerabatan
- pengertian sistem kekerabatan
- konsep kekerabatan
- hubungan kekerabatan
- pengertian kata kekerabatan