PENGERTIAN JAMAN ES
Adalah saat lapisan es menutup sebagian besar permukaan bumi pada periode-periode tertentu dalam sejarah bumi. Setidak-tidaknya telah terjadi beberapa kali Jaman Es yang masing-masing berlangsung beberapa juta tahun. Jaman Es sangat berpengaruh terhadap iklim bumi, juga terhadap naik- turunnya permukaan air laut.
Pada setiap Jaman Es, terdapat suatu mekanisme pergantian pola iklim di bumi, yaitu periode glasial dan periode interglasial. Periode interglasial adalah periode bumi beriklim hangat, saat es mencair, yang berlangsung selama waktu antara masa pembentukan es yang satu dan masa yang berikutnya. Periode glasial adalah waktu bumi beriklim dingin dan terjadi pembentukan es.
Walaupun hanya sedikit yang dapat diungkapkan, setidaknya ada beberapa alasan yang dapat dikemu- kakan untuk menerangkan terjadinya pola-pola iklim yang terjadi selama Jaman Es. Paduan antara pertambahan tinggi dan luas daratan karena aktifnya pembentukan gunung-gunung serta penurunan muka air laut, mempengaruhi iklim untuk menimbulkan kondisi glasial. Kondisi ini juga didukung oleh aktivitas gunung berapi yang mengeluarkan debu-debu ke angkasa, sehingga menyelubungi bagian terluar bumi. Selain itu, debu-debu kosmis yang menyelubungi bumi juga menghalangi sinar matahari menuju bumi sehingga mengurangi jumlah panas yang diterima bumi.
Tingginya kandungan karbondioksida di atmosfer yang menimbulkan “efek rumah kaca”, dapat meningkatkan suhu di bumi dan mendukung terjadinya pola interglasial. Selama masa geologi, adanya perubahan pola cuaca di atmosfer dan sirkulasi lautan yang berubah-ubah akibat pergeseran benua yang satu terhadap lainnya, juga dapat mendukung terjadinya perubahan pola Jaman Es.
Pengaruh Jaman Es yang dapat diselidiki umumnya peninggalan Jaman Es yang berlangsung selama Kala Pleistosen. Ahli-ahli kepurbakalaan memiliki banyak data mengenai Jaman Es Kala Pleistosen. Fosil- fosil dan fakta-fakta lain dari kala itu masih belum BeruBah dibandingkan fakta-fakta Jaman Es pada jarnan lebih lama, yang umumnya telah rusak karena gerakan-gerakan perut bumi. Fluktuasi iklim selama Jaman Es, bersamaan dengan timbul dan meleleh ya lapisan-lapisan es, menghasilkan beberapa
pengar uh.
Lapisan es setebal 3 kilometer cukup berat untuk menyebabkan terdesak turunnya kulit bumi beberapa meter secara perlahan-lahan. Misalnya, beberapa bagian Tanah Hijau dan Antartika yang tenggelam ke dalam air karena terjadinya Jaman Es terakhir. Besarnya lapisan es yang terbentuk menyebabkan udara bertambah dingin dan mempengaruhi seluruh pola cuaca di bumi.
Karena tebalnya lapisan es yang terbentuk pada periode glasial, banyak sekali air laut yang berubah menjadi es. Pada periode interglasial, gletser yang terbentuk mencair kembali. Keduanya menyebabkan perubahan tinggi muka air laut. Selama periode glasial Kala Pleistosen, air laut turun sekurang-kurangnya 91 meter. Pencairan es pada periode interglasial terakhir pada Kala Pleistosen menaikkan permukaan air laut sampai seperti yang kita lihat sekarang ini.
Karena besarnya daerah yang diselimuti es dan bertambahnya sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi, terjadilah pendinginan udara, yang berpengaruh sangat besar terhadap iklim. Sebaliknya, iklim juga mengontrol pencairan dan pembentukan lapisan- lapisan es. Perubahan tinggi muka air laut pada masa glasial, mengakibatkan perubahan luas daerah yang diselimuti lautan, dan ini juga berpengaruh terhadap iklim. Mekanisme yang saling bertautan ini ada, karena periode glasial sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Jadi naik dan turunnya suhu yang hanya beberapa derajat dapat memperbesar volume terbentuk atau melelehnya es.
Jalan Es Pertama terjadi sekitar 1.800 juta tahun yang lalu, yakni selama Masa Prakambrium. Setelah itu Jaman Es terulang kembali pada Jaman Kambrium sekitar 600 juta tahun yang lalu. Jaman Es berikutnya terjadi pada Jaman Karbon dan Jaman Perm, sekitar 350 juta sampai 230 juta tahun yang lalu. Yang paling akhir adalah Jaman Es Kala Pleistosen, yang dimulai 1,75 juta tahun yang lalu dan berakhir sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Walaupun tidak secara tepat, para ahli kepurbakalaan dapat memperkirakan bahwa pembentukan gletser pada Jaman Es Kala Pleistosen sudah dimulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa selama Kala Pleistosen saja di bumi sudah berlangsung 6 sampai 20 periode glasial.
Sekitar 2 juta sampai 2,5 juta tahun yang lalu, di akhir Jaman Tersier, bumi mulai menjadi lebih dingin Perubahan ini tidak terjadi secara tiba-tiba; gletser mulai terbentuk di gunung-gunung dan di daerah sekitar kutub. Puncak pendinginan ditandai dengan tertutupnya bagian benua-benua di Belahan Bumi Utara oleh lapisan es dimulai sekitar 1,75 juta tahun yang lalu.
Para ahli geologi tidak dapat mengungkapkan secara pasti berapa lama satu periode glasial dan interglasial berlangsung. Tetapi dari fakta yang telah didapat, para ahli dapat memperkirakan lama berlangsungnya satu periode, yakni satu periode glasial berlangsung sekitar 40.000 sampai 60.000 tahun, dan satu periode interglasial berlangsung selama 40.000 tahun. Angka itu diperoleh dengan mempelajari susunan batuan pada pembentukan gletser di daratan Eropa dan Amerika Utara pada Kala Pleistosen.
Periode interglasial terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu. Beberapa ilmuwan meramalkan, bahwa periode glasial akan terulang kembali sekitar 20.000 tahun lagi. Menurut mereka hal itu akan berulang secara tetap.
Incoming search terms:
- zaman glasial
- pengertian zaman glasial
- zaman interglasial
- pengertian zaman es
- pengertian interglasial
- nama lain zaman es
- pengertian zaman interglasial
- pengertian zaman glasial dan interglasial
- zaman es
- zaman glasial dan interglasial