PENGERTIAN JASA ANGKUTAN LAUT
Teknologi bidang pelayaran dan perkapalan mengalami perkembangan dengan digunakannya kapal uap sebagai alat transportasi laut. Dengan begitu perjalanan kapal tidak lagi tergantung pada hembusan angin dan pergantian musim. Dengan teknologi tersebut pelayaran di Indonesia semakin berkembang karena kapal uap memiliki laju yang lebih cepat daripada kapal layar yang digerakkan oleh angin.
Sejak awal abad XIX kapal-kapal uap dari Eropa mulai lalu-lalang di perairan Afrika dan Asia, termasuk di wilayah Hindia Belanda (Indonesia). Penggunaan kapal uap ini telah meningkatkan arus lalu lintas penumpang dan barang di seluruh penjuru dunia. Pemerintah Belanda dan perusahaan pelayaran Belanda kemudian mengadopsi kapal-kapal uap sebagai armada niaga dan pelayarannya.
Pada 1825 kapal uap pertama dirakit di Surabaya dan diberi nama Van der Cappellen (Gambar 8.31). Kapal uap ini dipergunakan untuk mengangkut penumpang, kiriman pos, dan barang. Namun pelayaran pada waktu itu tidak begitu menggembirakan karena pada awalnya dirasakan kapal uap banyak memboroskan batu bara atau kayu sebagai bahan bakarnya. Pelayaran terjadwal baru berkembang secara lebih baik sejak 1850-an. Pada waktu itu perusahaan pelayaran Rotterdam yang disubsidi pemerintah Belanda melakukan pelayaran teratur dengan rute Jawa-Sumatra, dan Jawa-Makassar-Maluku. Namun, perusahaan ini belum dapat berkembang dengan baik karena operasionalisasinya sangat tergantung kepada pemerintah. Menurut catatan, armada kapal uap pada 1854 hanya berjumlah 7 buah, kemudian pada 1870 berkembang menjadi 25 kapal, dan pada tahun 1871 meningkat menjadi 28 kapal. Puncaknya terjadi dalam 1939 ketika armada kapal uap mencapai jumlah 378 kapal. Pada awal abad XX secara berangsurangsur penggunaan kapal uap digantikan dengan kapal bermesin diesel.
Keinginan pemerintah Hindia Belanda mempercepat pertumbuhan eko-nomi dan pemasukan devisa dari angkutan penumpang dan barang-barang untuk ekspor membuat pemerintah bekerja sama dengan pengusaha Inggris membentuk perusahaan pelayaran di Hindia Belanda. Pada 1865 sebuah perusahaan Inggris yang dipimpin oleh H.O. Robinson mendirikan
Company(NISN). Perusahaan ini mengikat kontrak dengan pemerintah Belanda sampai 1890. Sebenarnya para pemilik modal di NISN adalah juga para pemodal Inggris yang berinvestasi pada British India Pada tahap selanjutnya NISN mendapatkan keistimewaan memonopoli pelayaran di Hindia Belanda dan mengambil alih kapal-kapal uap milik.
Akibat dibukanya Terusan Suez pada 1869, yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah, terjadilah lonjakan peningkatan arus pelayaran kapal uap dari Hindia Belanda ke Eropa. Bahkan ada dua buah perusahaan Belanda, yaitu Stoomvaart Maatschappij Nederlanddan Rot yang membuka pelayaran dengan jadwal teratur dari Jawa ke negeri Belanda.
Perkembangan baru setelah meningkatnya keuntungan dari pelayaran niaga di Hindia Belanda yang dinikmati oleh perusahaan Inggris NISN membuat para pengusaha Belanda menuntut kepada Pemerintah Hindia Belanda agar kontrak kepadaNISN diputuskan. Para pengusaha pelayaran Belanda pada 1888 mendirikan NV. Koninklijke Paketvaarts Maatschappij(KPM). KPM mengharapkan pemerintah mengalihkan hak monopoli pelayaran di Hindia Belanda kepada perusahaannya. Pada 1890 pemerintah Hindia Belanda memutuskan kontraknya dengan NISN dan mengalihkannya kepada KPM. Pada tahun itu juga NISN menjual kapal-kapal uapnya kepada KPM sejumlah 16 kapal. Sementara itu kapal-kapal pesanan KPM telah dapat diselesaikan pada tahun 1891 sebanyak 13 buah. Dengan kekuatan 29 kapal uap inilah KPM kemudian merajai jasa angkutan penumpang dan barang di Hindia-Belanda. Pada dasawarsa awal 1900-an sampai berakhirnya kekuasaan kolonial 1942, KPM merupakan satu-satunya perusahaan Belanda yang menikmati monopoli dari pemerintah Hindia Belanda. Pada saatnya nanti ketika kebijakan nasionalisasi perusahaan asing (Belanda) diberlakukan tahun 1957, KPM diambilalih oleh pemerintah Indonesia dan digabungkan ke aalam Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI).
Incoming search terms:
- pengertian Angkutan Laut
- angkutan laut
- angkutan laut nasional