PENGERTIAN KURAWA

By On Wednesday, April 30th, 2014 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN KURAWA – Dalam pewayangan, ialah sekelompok keluarga kakak-beradik yang diidentikkan dengan ke­jahatan dan ketidakadilan, atau yang sebangsanya. Keluarga Kurawa berjumlah 100 orang, seluruhnya laki-laki, kecuali satu wanita. Keluarga Kurawa ber­beda dengan keluarga Pandawa yang diidentikkan se­bagai keluarga yang bersifat baik, adil, bijaksana, dan yang sebangsanya. Kurawa dan Pandawa sesungguh­nya merupakan saudara yang mempunyai nenek mo­yang sama, yaitu raja Astina, yang merupakaakeraja- an bangsa Kuru.

Nama Kurawa, berarti keturunan Kuru, sebagai­mana hanya sebutan Pandawa yang artinya keturunan Pandu.

Pada mulanya Kerajaan Astina dipimpin Prabu Sentanu yang beristrikan Dewi Gangga. Dari perka­winan ini lahirlah Dewabrata. Namun setelah mela­hirkan Dewabrata, Dewi Gangga meninggalkan Prabu Sentanu, kembali ke kayangan. Waktu Dewabrata te­lah remaja, ayahnya jatuh cinta pada Dewi Durgandi- ni. Agar ayahnya dapat menikah dengan Durgandini, Dewabrata bersumpah tidak akan menduduki takhta Astina. Ia bahkan bersumpah tak akan menyentuh wa­nita seumur hidup, agar ia tak memiliki keturunan. Itulah sebabnya setelah Prabu Sentanu wafat yang menjadi raja di Astina adalah adik tirinya yang berna­ma Citranggada, yang ternyata mati muda. Adik tiri­nya yang lain, Wicitrawirya naik takhta, tetapi yang ini pun tak berumur panjang. Akhirnya diangkatlah Abiyasa, anak Durgandini dari pria lain yang menjadi pertapa, sebagai Raja Astina. Abiyasa berputera tiga orang, Destarata yang buta, Pandu yang cacat leher­nya, dan Yama Widura yang pincang.

Pandu Dewanata mempunyai dua istri bernama De­wi Kunti dan Dewi Madrim. Hasil perkawinannya ini membuahkan lima orang putra, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa, yang lebih dikenal de­ngan sebutan Pandawa Lima. Pandu Dewanata tidak lama bertakhta, karena ia meninggal dalam usia muda akibat kutukan seorang brahmana.

Takhta kerajaan di Astina Pura kemudian diganti­kan oleh kakaknya yang buta, Prabu Destarata, selaku wali para Pandawa. Prabu Destarata mempunyai sera­tus orang anak laki-laki dan seorang putri bernama Dursilawati. Di antara keseratus orang anaknya, yang terkenal antara lain Duryudana atau Kurupati atau Ja- kapitana sebagai anak tertua, kemudian Dursasana, Kartamarma, Citraksa, Citraksi. Ketika Prabu Des­tarata menjadi raja Astina, ia mengangkat adik ipar­nya yang bernama Sangkuni sebagai patih kerajaan. Sangkuni mempunyai sifat licik dan penghasut. Anak-anak Prabu Destarata yang dikenal dengan se­butan Kurawa ini sangat erat hubungannya dengan Sangkuni. Dengan demikian, sifat-sifat buruknya pun akhirnya ditanamkannya kepada Kurawa. Sangkuni selalu menghasut Kurawa untuk tetap mempertahan­kan Kerajaan Astina, sehingga mereka bermusuhan dengan keluarga Pandawa.

Berbicara mengenai Kurawa harus pula membica­rakan tokoh Dewabrata alias Bisma, yang seharusnya menduduki takhta Astina. Sesungguhnya Bisma ada­lah jelmaan dewa, yang karena kesalahannya me­ngendarai kerbau milik Batara Guru, dikutuk menjadi manusia biasa yang lahir dari hasil perkawinan Prabu Sentanu dan Dewi Gangga. Sekali pun Bisma terlahir sebagai manusia, ia mempunyai sifat-sifat dewa.

Bisma menepati sumpahnya, bahkan membantu mencarikan calon istri untuk saudara tirinya, Ci­tranggada, dengan mengikuti suatu sayembara. Bisma berhasil memenangkan sayembara dan memboyong tiga wanita, yang kemudian diberikannya kepada Ci­tranggada untuk diperistri. Dua di antara putri-putri boyongan itu, Dewi Ambika dan Ambalika bersedia dinikahi Prabu Ciirar:ggada, namun putri yang.seo­rang lagi menolak, karena ia telah jatuh cinta kepada Bisma. Bisma menolak cinta putri ini, sehingga putri itu, yaitu Dewi Amba, bunuh diri dan mengutuk Bis­ma, bahwa suatu hari akan datang seorang kesatria wanita yang akan membunuhnya.

Tentang kematian Dewi Amba, pewayangan di In­donesia pada umumnya menyebutkan sebagai suatu ketidaksengajaan. Bisma menakuti-nakuti dengan anak panah, tetapi tanpa sengaja anak panah terlepas dan mengenai Dewi Amba. Sebelum ajal, Dewi Amba yang amat mencintai dan mengagumi Bisma berpesan akan menunggu kematian Bisma dalam Baratayuda, agar dapat bersama pergi ke alam baka. Jadi, arwah Ambalah yang akan menjemput Bisma.

Dalam Baratayuda Bisma bertemu dengan kesatria wanita dari pihak Pandawa, yang bernama Srikandi Dalam perang besar, antara keluarga Kurawa dengan keluarga Pandawa, ini Bisma dihujani panah oleh Dewi Srikandi, sehingga seluruh tubuhnya penuh de. ngan anak panah. Dalam keadaan luka parah Bisma menyaksikan Baratayuda sampai selesai.

Selain Bisma ada lagi seorang tokoh penting Kura. wa yaitu Adipati Karna. Karna lahir dari telinga Dewi Kunti, ibu para Pandawa. Ketika belum dipersunting Prabu Pandu Dewanata, Dewi Kunti mempunyai ajian untuk memanggil dewa yang diinginkan untuk bercengkerama dengannya. Suatu hari Dewi Kunti ingin mencobanya dan datanglah kepadanya Batara Surya, sehingga Dewi Kunti akhirnya hamil. Untuk menjaga kegadisannya, Resi Druwasa, guru Kunti mengeluarkan bayi itu dari telinga Kunti. Bayi itu di- beri’nama Karna, yang artinya telinga. Atas perintah / Prabu Kuntiboja, ayah Dewi Kunti, Karna dibuang ke sungai dan ditemukan oleh Adirata, pengurus kuda kerajaan Astina. Oleh orang tua inilah Karna dibesar­kan, dan ternyata ia mempunyai kesaktian dan kema­hiran memanah. Karna kemudian mengikuti perlom­baan memanah yang diselenggarakan oleh istana raja. Karna berhasil menjadi juara yang diklasifikasikan sebagai kesatria kerajaan. Prabu Duryudana yang menjadi raja pada waktu itu melihat Karna sebagai seorang yang bisa diambil untuk mengimbangi kesak­tian Arjuna dari Pandawa. Prabu Duryudana kemu­dian mengangkat Karna sebagai saudara tua dan memberinya pula sebuah wilayah untuk Karna. Sejak itu Karna diangkat sebagai Adipati di Awangga. Da­lam kehidupannya, dilukiskan bahwa Karna mempu­nyai sifat kesatria utama, yang sangat berlawanan de­ngan sifat-sifat yang dimiliki Kurawa.

Menjelang pecah Baratayuda Dewi Kunti secara diam-diam menemui Karna dan menyatakan bahwa ia adalah ibu kandungnya, sedangkan Arjuna adalah adiknya. Oleh sebab itu, Karna diminta untuk tidak berperang secara sungguh-sungguh dalam Baratayu­da. Permintaan itu ditolak Karna, karena ia ingin men­jalankan darmanya selaku kesatria. Dalam Baratayu­da akhirnya Karna berhasil membunuh Gatotkaca, tetapi ia gugur waktu melawan Arjuna.

Tokoh lain adalah Dorna, guru memanah para Ku­rawa dan para Pandawa. Dorna mempunyai sifat yang berbeda dengan Sangkuni, dan karena itu juga sangat menyayangi para Pandawa, terutama Arjuna, Kelicikan, keculasan, dan sifat-sifat tidak baik lain­nya dari para Kuiuwa dalam lakon pewayangan dapat dilihat, misalnya dalam lakon Rale Sigaia-gala, ketika Kurawa menjebak Pandawa dengan memberi minum tuak sehingga mereka mabuk, dan selagi Pendawa ti­dak sadar diri, Kurawa membakar balai tempat para Pandawa dan ibu mereka, Dewi Kunti, bermalam. Na­mun, Bima terjaga dan berhasil melarikan keempat saudara kandungnya dari jebakan api. Ketika api pa­dam, Kurawa menemukan lima orang yang telah mati hangus. Kelima orang itu disangka para Pendawa Li­ma. Sesungguhnya lima orang itu adalah empat brahmana dan seorang brahmani yang kebetulan ikut bermalam di tempat itu. Kurawa juga pernah menipu Pandawa dalam permainan judi dadu yang curang.

Diceritakan bahwa akhirnya dalam suatu perang besar antara keluarga Pandawa dan Kurawa, yang ter­kenal dengan sebutan Baratayuda, keluarga Kurawa habis ditumpas oleh para Pandawa. Sementara Panda­wa kehilangan seluruh anak mereka, gugur dalam pe­rang besar itu. Yudistira si sulung dari Pandawa men­jadi raja di Astina, dan tentramlah kehidupan rakyat kerajaan itu. Dalam cerita Baratayuda, dinyatakan bahwa orang Kurawa yang terakhir meninggal adalah prabu Duryudana, yang dikalahkan oleh Bima.

Incoming search terms:

  • kurawa adalah
  • arti kurawa
  • apa itu kurawa
  • arti kata kurawa
  • kurawa
  • orang tua kurawa
  • pengertian kurawa
  • arti kurowo
  • arti dari kurawa
  • arti Pandawa dan Kurawa
PENGERTIAN KURAWA | ADP | 4.5