PENGERTIAN LAYANAN KESEHATAN BERTINGKAT
PENGERTIAN LAYANAN KESEHATAN BERTINGKAT – Sebuah strategi yang muncul sebagiannya sebagai reaksi atas layanan kesehatan terkelola dan mulai diikuti secara luas dalam psikologi dan psikiatri adalah layanan hesehatan bertinghat. Strategi ini umum diikuti dalam bidang kedokteran. Secara singkat, layanan kesehatan bertingkat merupakan praktik yang mengawali upaya terapeutik seseorang dengan intervensi yang paling murah dan paling tidak mengganggu dan meningkat ke intervensi yang lebih mahal dan/atau lebih mengganggu hanya bila diperlukan. Dengan demikian, contohnya, jika seorang pasien mengalami serangan panik, ahli klinis mengawali dengan apa yang ditunjukkan dalam literatur penelitian sebagai intervensi yang paling murah dan paling tidak mengganggu dan meningkat ke intervensi yang lebih mahal dan lebih mengganggu hanya bila serangan panik belum hilang.
Layanan kesehatan bertingkat konsisten dengan mantra tahun 90-an “melakukan lebih banyak dengan sumber daya lebih sedikit.” Sepanjang dekade sebelumnya, banyak bisnis mengurangi jumlah karyawannya (level bawah dan menengah). Angkatan bersenjata AS dirampingkan. Berbagai universitas mengurangi perekrutan dosen tetwp dan mulai semakin bergantung pada para instruktur luar yang dipekerjakan secara kontrak (yang kompensasinya biasanya lebih rendah dari asisten sarjana untuk pekerjaan yang sama). Dan layanan kesehatan terkelola secara nyata mengurangi jumlah sesi yang mereka bayar untuk layanan psikoterapi serta besarnya kompensasi yang diharapkan akan diterima oleh para praktisi atas upaya profesional yang diberikan.
Layanan kesehatan bertingkat konsisten dengan prinsip hukum, yaitu alternatif dengan keterbatasan paling minimal. Sebagaimana dibahas lebih rinci pada bab berikutnya, para profesional kesehatan menta 1 secara umum semestinya memberikan penanganan yang paling sedikit membatasi kebebasan pasien, tetapi tetap layak dan efektif. Contohnya, adalah tidak konstitusional untuk mengurung pasien penyakit mental yang tidak membahayakan dan mampu hidup mandiri atau dengan bantuan keluarga atau teman-teman yang bersedia membantu dan bertangung jawab. Umumnya, konsisten dengan prinsip layanan kesehatan bertingkat, penanganan harus menimbulkan gangguan sekecil mungkin.
Meskipun demikian, apakah intervensi yang tidak mahal dan kurang intens selalu merupakan yang terbaik bagi pasien? Mungkin tidak. Jika pasien pertama-tama diberi intervensi yang paling murah dan paling tidak mengganggu, kemudian intervensi tersebut tidak memperbaiki kondisi yang ada, pasien dapat kehilangan semangat dan sekaligus berhenti dari terapi, sesuatu yang mungkin tidak terjadi bila terapis sejak awal menggunakan intervensi terkuat yang dapat diberikan dan buhan yang paling murah dan paling tidah mengganggu. Oleh karena itu, terdapat risiko bila terapis mengawali dengan penanganan berintensitas rendah untuk semua gangguan.
Memang, risiko tersebut terkait dengan isu yang tidak dipahami dengan benar, yaitu konsekuensi bahwa kondisi pasien akan memburuk bila mendapatkan penanganan yang tidak efektif, atau yang disebut efek kemunduran. Penanganan yang tidak efektif tidak hanya gagal menghasilkan perubahan yang diinginkan (berdasarkan definisinya); namun juga dapat berdampak negatif terhadap harga diri pasien dan mengurangi motivasinya untuk terus mencoba untuk berubah. Terlebih lagi, waktu yang dihabiskan untuk menjalani penanganan yang tidak efektif apakah penanganan tersebut murah, tidak mengganggu, atau keduanya merupakan waktu yang semestinya dapat digunakan untuk menjalani intervensi yang lebih tepat, meskipun merupakan penanganan yang berada “di tingkat atas.” Dengan pengamatan umum di atas sebagai latar belakang, kita beralih ke evaluasi erhadap beberapa pendekatan terapeutik, baik data ten tang efektivitasnya maupun beberapa isu yang relevan dengannya.