PENGERTIAN MASALAH ETNOSENTRISME
Pelaksana-pelaksana program pembaru berencana harus pula berhati-hati terhadap persoalan-persoalan yang diciptakan oleh etnosentrisme mereka sendiri. Kebanyakan pelaksana itu dilatih di Amerika, menurut aturan-aturan, kepercayaan-keprecayaan, dan nilai-nilai Amerika; maka oleh karena itu mereka sering berusaha, untuk menjamin keberhasilan proyek mereka itu, dengan memindahkan gaya Amerika ke negeri mana pun di mana mereka bekerja, tanpa menghiraukan apakah gaya itu cocok bagi negeri bersangkutan atau tidak. Suatu
contoh dari tidak adanya kepekaan terhadap perbedaan kebudayaan ialah “ahli teknik” yang merencanakan tempat pemandian dengan sederetan pancuran air (douche) dengan tujuan meningkatkan kesehatan sekelompok rakyat di Iran. Ahli teknik ini tidak berusaha untuk mengetahui kebiasaan kaum pria Iran di daerah itu, yang tidak suka dilihat telanjang oleh orang lain, sekalipun yang melihat itu kaum pria pula. Karena tidak mengetahui kebiasaan itu, si pembaru itu membuat suatu tempat pemandian pancuran air seperti yang terdapat di gedung olahraga pria di Amerika, yaitu tanpa dinding yang memisahkan tiap-tiap pancuran air. Tak perlu disebut, bahwa tempat pemandian itu tidak disukai oleh penduduk Iran setempat, dan mereka tidak mengacuhkan tempat pemandian itu.18 Etnosentrisme yang serupa timbul pula pada beberapa program yang dimaksudkan untuk membantu memperbaiki nilai gizi di beberapa daerah yang secara teknologis terbelakang. Ternyata, bahwa makanan diit pada banyak masyarakat, yang dari segi teknologis dipandang primitif, justru bagus, ditilik dari segi gizinya. Pada masyarakat Amerika sudah jadi tradisi menganggap makanan tertentu saja sebagai sumber vitamin, protein dan mineral, sedangkan dalam masyarakat lain sudah biasa digunakan makanan lain untuk tujuan yang sama. Malah vitamin C pun dapat diperoleh dari bahan-bahan lain selain dari buah jeruk. Daripada mempelajari aspek yang baik dari diit tradisional yang digunakan dalam suatu masyarakat, dan mencoba meningkatkan gizi bahan makanan hasil setempat, kebanyakan pelaksana pembaruan menghabiskan waktu dan enersinya untuk mencoba membantu rakyat agar memakan bahan makanan yang khas Amerika, seperti orange-juice, telor dan lemak hewan — yang dalam banyak hal dilihat dari segi ilmu gizi tidak dibutuhkan, hampir selalu tidak dapat diperoleh, dan sering pula menjijikkan bagi penduduk bersangkutan.