PENGERTIAN MATERIALISM (MATERIALISME) ADALAH
Materialisme Marxis
Pengertian materialism (materialisme) adalah Dalam pengertiannya yang paling luas, materialisme menyatakan bahwa apa pun yang eksis adalah, atau setidaknya tergantung pada, materi. (Dalam bentuknya yang lebih umum materialisme mengklaim bahwa semua realitas pada dasarnya adalah material; dalam bentuk yang lebih spesifik, realitas manusia adalah material.) Dalam tradisi Marxis, materialisme biasanya dari jenis non-reduktif. Materialisme mungkin bisa dianggap sebagai “holding operation”, yang berbeda dengan idealisme, menegaskan eksistensi entitas abstrak seperti wujud universal (kecuali diidentifikasi sebagai properti benda material), wujud supranatural atau pikiran (kecuali diidentifikasi dengan, atau setidaknya berakar dalam, proses jasmani); dan juga berbeda dengan penjelasan tentang entitas-entitas itu. Jadi, materialis mengesampingkan kemungkinan eksistensi di luar jasad (materi) dan secara metafisis menentang dualismc. Dalam artikel ini saya akan pertama-tama membahas materialisme dalam bidang filsafat pemikiran, sebelum beralih ke materialisme Marxis.
Cartesianisme klasik
Pertengahan abad ke-20, yang menentang Cartesianisme klasik, berpendapat bahwa pikiran terdiri dari tindakan lahiriah atau bahkan gerakan lahiriah. Dalam sepertiga abad ke-20 ini tampak jelas bahwa behaviourisme didasarkan, seticlaknya, pada pengacauan antara makna dan dasar empiris. Bentuk materialisme dominan, central state materialism (CSM), didukung oleh D. Armstrong, U. T. Place, dan J. J. C. Smart, melibatkan tiga langkah: (a) analisis pernyataan mental prima facie, seperti “Saya sekarang sedang berpikir,” sebagai “topik-netral”, yaitu tidak menunjukkan sifat dari proses di dalamnya; (b) definisi keadaan mental, baik yang bertentangan dengan pandangan klasik sebagai area batin dan dengan behaviorisme sebagai tindakan lahiriah; dan (c) identifikasi spekulatif atas proses batin dengan kerja fisik-kimiawi dari otak, atau sistem saraf pusat. CSM disusun sebagai prinsip regulatif atau program riset, yang didukung oleh bukti neuropsikologis. Tetapi diduga ada gagasan reduksi di dalam langkah 3; dan dikatakan bahwa CSM menghadapi kesulitan dalam analisisnya, dan dalam usahanya menjaga interaksi kausalitas dan sosial (Bhaskar, 1979 (1989), Bab 4, Bagian 4 dan 5). Pengertian materialism (materialisme) adalah Eliminative materialism (El M), yang digagas dengan kuat oleh P. Feyerabend, W. V. O. Quine dan R. Rorty, menolak analisis topik-netral (langkah 1), dan menawarkan bukan analisis dalam term mental, tetapi menolak bahwa pernyataan di mana ia terjadi adalah benar. Tetapi belum jeias apakah El M dapat dinyatakan dengan konsisten. Filsuf realis lain, yang berkeberatan terhadap implikasi deterministik dan reduksionis dari CSM dan El M, menentangnya dengan mengemukakan pandangan tentang pikiran sebagai mode materi yang tidak bisa direduksi secara kasual (dan taksonomis), tetapi mode materi yang terikat (dependent). Misalnya, dalam pandangan dari syncbronic emergent potvers materialism (SEPM) yang didukung oleh R. Bhaskar, pikiran dianggap bukan sebagai substansi, entah material atau imaterial, tetapi sebagai sekumpulan daya. Ini mirip dengan pandangan “fungsionalisme: H. Putnam. “Teori aspek ganda” yang dimunculkan oleh P. Strawson sering kali dianggap sebagai spesies dari materialisme—karena menurut teori ini pikiran dan materi adalah dua mode dari satu substansi tunggal. Tetapi, pandangan ini mengandung ambivalensi ontologis. Jika atribut mental adalah riil maka itu berarti sama dengan SEPM; atau sama dengan CSM. Di lain pihak, jika persoalan ini dihindari, maka tidak ada kriteria nonsubjektif untuk atribusi keadaan mental. Epifenomenalisme, yang kadang masih didukung, mengandung kesulitan untuk menjelaskan fenomena agency kita.
Individualisme sosiologis. Pengertian materialism (materialisme) adalah
Inilah yang ditekankan Marx dalam kajiannya tentang practical materialism (PM), dengan menegaskan peran konstitutif dari agen transformatif manusia dalam reproduksi dan transformasi bentuk-bentuk sosial. Historical materialism (HM), yang menegaskan keutamaan MODE OF PRODUCTION pria dan wanita dan wujud fisiknya, atau proses kerja pada umumnya, dalam perkembangan sejarah manusia terdiri dari elaborasi PM substantif. Ini berakar dalam ontological materialism (OM), yang menegaskan ketergantungan unilateral dari bentuk sosial pada wujud biologis (dan fisik) dan kemunculan bentuk sosial dari wujud biologis (cf. SEPM). Dan, pandangan ini mengasumsikan konsep realis ilmiah, atau epistemological materialism (EM), yang menegaskan eksistensi independen dan trasnfactual efficacy dari setidaknya beberapa objek pemikiran ilmiah. Hanya PM yang dapat dilihat lebih detail di sini. First Thesis on Feuerbach (lihat Marx, Early Writings, 1975, h. 421- 2) mengimplikasikan perbedaan antara (a) objektivitas atau eksternalitas dan (r3) objektifikasi sebagai produksi dari subjek, atau dalam terminologi realisme ilmiah modern antara objek pengetahuan intransitif dan aktivitas produksi pengetahuan transitif. The Sixth Thesis (Ibid., 423) menunjukkan perbedaan antara ((3) aktivitas manusia yang mengandung tujuan dengan (y) reproduksi atau transformasi bentuk sosial historis, mengingat kondisi dan media aktivitas itu, tetapi bereproduksi atau berubah di dalamnya. Kegagalan untuk membedakan antara (a) dan ((3) sebagai dua aspek dari kesatuan objek yang dikenal telah menimbulkan tendensi ke idealisme epistemologis (reduksi (a) ke ([3) dari Gyorgy Lukacs dan Antonio Gramsci ke Leszek Kolalwwski dan Alfred Schmidt) dan reversi ke materialisme kontemplatif tradisional (reduksi ((3) ke (oc) dari Engels dan Lenin ke Della Volpe dan eksponen “teori refleksi” kontemporer). Dan, kegagalan untuk membedakan ((3) dengan (y) sebagai dua aspek kesatuan aktivitas transformatif (atau sebagai dualitas praksis dan struktur) telah melahirkan individualisme sosiologis dan voluntarisme (reduksi (y) ke ((3), seperti dalam, misalnya, Jean-Paul Sartre) dan determinisme dan reifikasi (reduksi ((3) ke (y)) seperti, misalnya, dalam Louis Althusser). Tanda utama tradisi materialis dialektis (lihat juga DIALECTICAL MATERIALISM) adalah kombinasi dari dialektika sifat dan teori pengetahuan refleksionis. Keduanya ditolak oleh Lukacs dalam teksnya tentang Marxisme Barat, History and Class Consciousness (1923), yang juga menyatakan bahwa keduanya adalah inkonsisten. Secara umum ketika Marxisme Barat bersimpati kepada motif dialektika, ia bermusuhan dengan materialisme. Di lain pihak, ketika Marxisme Barat menampilkan materialismenya, ini biasanya dari jenis epistemologis saja, seperti dalam Althusser, G. Della Volpe, dan Lucio Colletti; dan, di mana topik ontologis dibicarakan, seperti dalam penjabaran peran alam dalam kehidupan sosial oleh S. Timpanaro, diskusi sering kali dilemahkan oleh realisme empiris. Dalam setiap diskusi tentang materialisme ada problem definisi tentang materi. Menurut PM Marx, yang dibatasi pada bidang sosial (termasuk ilmu alam) dan di mana “materialisme” dipahami sebagai “praktik sosial”, tidak ada lcesulitan yang muncul. Pengertian materialism (materialisme) adalah Tetapi, sejak Engels, materialisme Marxis membawa pretensi yang lebih global, dan kini muncul kesulitan, yakni jika benda material dianggap sebagai sesuatu yang menempati ruang dan bisa diidentifikasi dan dire-identifikasi secara perseptual. alasan itu seseorang mungkin tergoda untuk memperlakukan materialisme lebih sebagai prise de position ketimbang sebagai seperangkat tesis semideskriptif, dan secara lebih spesifik sebagai: (a) serangkaian penyangkalan, terutama (dengan mengingat bahwa Hegel mungkin menegaskan bahwa sejarah filsafat adalah sejarah idealisme) klaim filsafat tradisional, yang berhubungan dengan eksistensi Tuhan, jiwa, bentuk, ide, data-indrawi, kewajiban, wujud absolut, dan sebagainya, atau kemustahilan (atau status inferior) sains atau kebahagiaan duniawi; dan (b) sebagai dasar bagi penyangkalan itu, yakni memandang penjelasan ilmiah tersebut sebagai model kesadaran atau ideologi yang palsu atau tidak memadai. Akan tetapi orientasi semacam itu masih mengasumsikan beberapa penjelasan sains positif (ideologi dan sebagainya). Dalam kenyataannya mungkin lebih mudah untuk menjustifikasi materialisme sebagai penjelasan tentang sains dan keilmuan ilmiah ketimbang menjustifikasi materialisme per se; dan mungkin hanya penjelasan spesifik dan pembelaan materialisme spesifik sajalah yang konsisten dengan kritik Marx terhadap pemikiran abstrak atau hipotetis (misalnya, dalam Second Thesis on Feuerbach (ibid., h. 422). Adalah signifikan di sinipenjelasan realis transendental tentang materialisme adalah sama dan sebangun dengan orientasi naturalis. Arti penting dari pembahasan terakhir tersebut adalah bahwa, sejak Marx dan Engels, Marxisme telah menjalankan dua polemik: melawan idealisme dan melawan materialisme “non-dialektik” reduksionis (yakni materialisme kontemplatif (Marx) atau materialisme mekanik (Engels)). Dan, proyek elaborasi. penjelasan materialis atau kritik materialis mengenai beberapa subjek, yang didukung idealisme, dalam praktiknya sama dengan usaha untuk menghindari reduksionisme tanpa kembali pada dualisme. Ini menimbulkan perseteruan dua pandangan—melawan berbagai tipe objektivisme dan melawan berbagai macam tipe “subjektivisme” yang komplementer atau independen.