PENGERTIAN MAZHAB FRANKFURT
Mazhab Frankfurt dengan tokoh-tokohnya antara lain Th. Adorno, M. Horkheimer, W. Benjamin, P. Lazarsfeld, dan M. Marcuce dari Institut Frankfurt untuk Penelitian Sosial (Frankfurt Institut fur Sozialforschung) menampilkan suatu teori yang dinamakan Teori Komunikasi Kritik; penelitiannya dinamakan penelitian kritik (critical research). Yang dijadikan objek studi adalah peranan media massa dalam kehidupan modern dengan filosofi kritik dalam bentuk lain terhadap teori kritik Karl Marx. Tetapi yang ditentangnya bukan saja determinisme ekonomi yang Marxistis, tetapi juga positivisme empirik dari penelitian komunikasi massa Amerika Serikat.
Pandangan ilmiah Teori Komunikasi Kritik bersifat normatif yang me-nentang kebebasan nilai dan penyempitan realitas sosial pada penelitian yang positivisme empirik. Ditegaskannya bahwa realitas sosial’harus didekati dengan emansipasi manusia, diteliti dengan teori sosial yang luas, tidak secara terpilah-pilah di antara ilmu, politik, dan filsafat (Flollander, 1981 : 24).
Teori komunikasi Kritik muncul ketika terjadi aksi-aksi mahasiswa di Eropa Barat pada tahun 1960-an khususnya di Jerman pada tahun 1967 yang menuntut demokratisasi universitas. Aksi-aksi itu kemudian dilancarkan juga kepada media massa, karena para mahasiswa merasa kecewa akan pemberitaan yang disiarkan media massa terutama surat kabar dan majalah yang dianggapnya tidak memperdulikan ketertiban hukum, tidak mengindahkan hakikat hasrat politik para mahasiswa.
Teori Komunikasi Kritik itu semakin semarak, setelah muncul Jurgen Habermas murid Horkheimer daivAdorno, terutama sejak tahun 1970-an pada waktu mana banyak buku mengenai pemikirannya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa lain. Habermas yang pada tahun 1965 menjadi profesor di Universitas Frankfurt tampak semakin memusatkan perhatiannya kepada perumusan teori komunikasi. Teori kritis dengan demikian menjadi teori praktek komunikatif : dicarinya kondisi-kondisi keberhasilan komunikasi bebas dalam masyarakat (Franz Magnis-Suseno dalam Hardiman, 1989 : 12). Habermas dikenal sebagai filsuf masa kini yang seperti dikatakan tadi kritis terhadap pemikiran-pemikiran Marxis, tidak hanya Marxisme- ortodoks, tetapi juga neo-Marxisme pada umumnya. Dalam hubungan ini sebagai pengganti paradigma kerja, Habermas mengacu kepada paradigma komunikasi. Implikasi dari paradigma baru ini adalah memahami praxis emansipatoris sebagai dialog-dialog komunikatif dan tindakan- tindakan komunikatif yang menghasilkan pencerahan. Hal ini bertolak belakang dengan teori-teori Marxis klasik yang menempuh jalan revolusioner untuk menjungkirbalikkan struktur masyarakat demi terciptanya masyarakat sosialis yang dicita-citakan. Habermas menempuh jalan konsensus dengan sasaran terciptanya “demokrasi radikal”, yaitu hubungan- hubungan sosial yang terjadi dalam lingkup komunikasi bebas kekuasaan. Dalam konteks komunikasi ini perjuangan kelas dalam pandangan klasik, revolusi politik, diganti dengan perbincangan rasional di mana argumen- argumen berperan sebagai unsur emansipatoris. (Hardiman, 1989 : 83).
Incoming search terms:
- Mazhab Frankfurt
- pengertian mazhab frankfurt