PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK

By On Monday, October 27th, 2014 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK – Mencakup semua mesin yang mengubah tenaga gerak, panas, cahaya, atau kimia menjadi tenaga listrik. Pembangkit listrik hampir menjadi kebutuhan primer karena listrik – setelah ditemukan – dengan cepat disukai di seluruh dunia Listrik merupakan tenaga yang bersih, tidak mahal tersedia dalam keadaan yang relatif stabil, dan mudah dikirim ke tempat yang jauh. Tenaga gerak dan panas lazimnya menghasilkan listrik sangat besar dalam pembangkit berdaya tinggi, sedangkan tenaga kimia yang dibangkitkan oleh baterai kering dan pancaran sinar matahari yang diubah sel matahari umumnya menghasilkan listrik berdaya rendah. Dalam pem-bangkit termodern, pembangkit nuklir, tenaga yang dihasilkan pembelahan inti atom dimanfaatkan untuk membangkitkan uap panas yang menggerakkan turbin.

Tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit besar lazimnya dibangkitkan dalam bentuk arus bolak-balik yang berbalik arah sebanyak 50 atau 60 kali per detik. Satuan yang dipakai untuk mengukur dava adalah watt, kerja yang dihasilkan listrik berarus 1 ampere dengan gaya elektromotif 1 volt dalam 1 detik. Ke-kuatan pembangkit listrik lazimnya dinyatakan dalam satuan kilowatt (1.000 watt) atau megawatt (1.000.000 watt). Jumlah listrik yang digunakan dinyatakan dalam kilowattjam, yakni kerja yang dihasilkan 1 kilowatt listrik selama 1 jam.

Selama kira-kira 90 tahun, hingga 1970, harga listrik dunia dengan pasti mengalami penurunan sekalipun inflasi mempengaruhi harga operasi dsn pembuatan pembangkitnya. Pada tahun 1882, harga rata- rata listrik yang digunakan oleh rumah tangga adalah sekitar 50 ribu rupiah per kilowattjam; pada tahun 1932 harga itu turun menjadi 12 ribu rupiah; dan di tahun 1970 menjadi 3,5 ribu rupiah per kilowattjam. Penurunan ini diakibatkan oleh perbaikan yang terus- menerus dalam produksi, transmisi, dan distribusi listrik. Pada tahun 1890. pembangkit tenaga uap harus membakar 3,6 kilogram batu bara untuk setiap’ kilowattjam listrik yang dibangkitkan. Delapan puluh tahun kemudian, tahun 1970, untuk membangkitkan 1 kilowattjam listrik membutuhkan 3 kilogram batubara. Namun selepas tahun 1970, harga listrik cenderung naik karena harga bahan bakarnya, seperti minyak, gas, dan batu bara mengalami kenaikan.

Sejarah. Sebetulnya pada September 1879 di San Franscisco, sebuah pembangkit dengan dua dinamo mulai dikomersialkan untuk memasok listrik untuk 22 unit lampu. Namun karena tak bertahan lama, pembangkit ini dianggap tak pernah adi. Awam menganggap bahwa pembangkit listrik pertama yang memasok listrik adalah yang mulai beroperasi pada 12 Januari 1882, di Viaduct Holborn, London; pembangkit ini bertenaga uap.

Pembangkit ketiga, yang sangat besar, didirikan di Pearl Street, New York, dan mulai beroperasi pada 4 September 1882. Pembangkit ciptaan penemu Amerika Serikat – Thomas Alva Edison – ini berkapasitas enam generator yang masing-masing membangkitkan j 100 kilowatt listrik. Keenam generator arus searahnya | secara langsung digerakkan oleh mesin uap berke- kuat n 900 tenaga kuda. Pembangkit yang bertegangan 110 volt ini melayani 59 pelanggan dengan i 1.300 lampu, yang dalam empat bulan membengkak menjadi 225 pelanggan dengan hampir 5.000 lampu. Pembagian listriknya melalui sistem bawah tanah de-ngan menggunakan sekring, sekring lebur, sakelar, dan pemutus arus. Akan tetapi, kehilangan listrik (menjadi panas) pada kabel transmisinya masih sangat besar, sehingga jarak pengirimannya terbatas pada radius sekitar 1,5 kilometer dari pembangkit.

Pembangkit yang keempat – yang juga ciptaan Thomas A. Edison – bertenaga penggerak air. Kapasitasnya 25 kilowatt. Pembangkit ini didirikan di Wisconsin, Amerika Serikat, dan mulai beroperasi pada 30 September 1882.

Sistem distribusi dan pengiriman arus bolak-balik diciptakan pertama kali oleh George Westinghouse di Massachusetts, Amerika Serikat. Sistem fasa tunggal ini mulai beroperasi pada 20 Maret 1886. November 1886 sistem arus bolak-balik komersial berhasil dinyalakan di New York. Dan pada 1893, Columbian Expo i ti on di Chicago untuk pertama kali memiliki sistem banyak fasa, motor-motor ac, dan konverter ac-dc. Jaringan ini memiliki generator 12 poliFase dengan kapasitas total 12.000 tenaga kuda.

Permintaan pelayanan berkembang cepat dalam de- j kade pertama sejak dimulainya industri listrik. Rata- rata pembangkit tenaga pada akhir periode ini berka- ; pasitas 300 kilowatt. Di Amerika Serikat saja, dari awal yang sederhana ini, industri listrik berkembang j terus hingga jumlah pembangkitnya mencapai 6.500 unit. Perkembangan teknologi dan adanya peng- gaburgan-penggabungan menurunkan jumlah pembangkit hingga 3.575 unit. Di Indonesia, karena belum adanya jaringan pendistribusian listrik di sebagian besar pulau-pulau di luar Jawa, pembangkit ; listriknya sebagian besar bertenaga diesel. Pembangkit-pembangkit diesel ini hanya menerangi daerah di j ^kitarnya, bukan merupakan suatu jaringan. Dari

1.182 pembangkit yang ada di Indonesia, 1.091 di antaranya bertenaga diesel. Pada tahun 1975 pusat pembangkit di Indonesia mampu membangkitkan 1.130 Megawatt listrik. Kemampuan ini terus meningkat, dan tahun 1989 mencapai 8.530 Megawatt.

Jumlah ini tidak mencakup milik industri-industri swasta, seperti pabrik dan tambang, yang mempunyai pembangkit tenaga untuk membangkitkan listrik bagi keperluannya sendiri. Berbagai pembangkit kecil juga didirikan di hotel-hotel, perumahan, apartemen, perkantoran, dan tempat parkir. Kapasitas pembangkit ini tidak terhitung jumlahnya.

Jenis Pembangkit Ada banyak macam pembangkit listrik. Yang konvensional ada dua jenis, pembangkit listrik dengan tungku uap berbahan bakar batu bara dan pembangkit berturbin yang berpenggerak air. Jenis yang lebih modern adalah pembangkit bermesin pembakaran dalam dan pembangkit nuklir. Saat pembuatannya, pemilihan jenis dan lokasi penempatannya ditentukan oleh banyak faktor seperti harga pabrik, harga bahan bakar, harga kabel transmisi, ada tidak adanya air pendingin, serta perusakan lingkungan yang ditimbulkannya.

Pembangkit listrik tenaga air membangkitkan sekitar 23,09 persen dari seluruh tenaga listrik yang dihasilkan di Indonesia, yakni sekitar 1.969 Megawatt. Pada tahun 1989, 64 dari 1182 pembangkit listrik yang ada di Indonesia digerakkan oleh tenaga air, 36 di antaranya terdapat di Pulau Jawa. Pembangkit ini mengubah tenaga jatuhnya air menjadi listrik. Pembangkit bertenaga air menggunakan air simpanan dalam waduk di atas bendungan. Air mengalir melalui terowongan atau pipa pesat menuju turbin. Ketika mengalir melalui turbin, tenaganya yang besar menggerakkan baling-baling dan poros turbin, yang kemu-dian menggerakkan generator listrik. Karena memanfaatkan tenaga jatuhnya air, pembangkit jenis ini harus dibangun di daerah yang memiliki perbedaan elevasi yang tinggi.

Harga operasi pembangkit listrik tenaga air lebih murah dibanding pembangkit uap atau pun diesel, dan tidak menyebabkan polusi udara. Namun pembangkit tenaga air ini dibatasi oleh kemampuan waduk menyimpan air, dan hanya ada sedikit tempat yang cocok untuk membangun bendungan dan waduk, yang membutuhkan tempat sangat luas.

Pembangkit listrik tenaga uap membangkitkan sekitar 40,08 persen dari 8.529 Megawatt listrik yang dihasilkan di Indonesia pada awal tahun 1989. Enam dari 10 PLTU yang menghasilkan listrik 3.416 Megawatt ini berada di Pulau Jawa. Sisanya tersebar di Palembang, Medan, dan Ujungpandang. Pada pembangkit ini tenaga dihasilkan dari pembakaran batu bara, minyak, atau gas alam. Bahan bakar dibakar dalam ruang pembakaran untuk menghasilkan panas. Panasnya digunakan untuk mengubah air menjadi uap. Lalu uap dialirkan melalui serangkaian perangkat pemanas. Gas-gas panas bertekanan mengelilingi tabung-tabung yang berisi uap di dalam pemanas, menambah suhu dan tekanan uap di dalam tabung.

Dari pemanas, uap bertekanan tinggi digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang sangat besar. Turbin uap ini memiliki sederetan roda yang masing- masing dilengkapi dengan beberapa rotor seperti baling-baling yang terpasang pada poros. Pada saat mendesak turbin, uap menekan bilah-bilah dan menyebabkan roda dan poros turbin berputar. Berputarnya poros memutar rotor generator listrik, dan keluarlah listrik.

Setelah melewati turbin, uap masuk ke dalam pendingin. Di dalamnya, uap melewati pipa berkelok-kelok yang membawa air dingin. Air pendingin dalam pipa menyerap panas uap. Ketika suhunya turun, uap mengembun menjadi air yang kemudian dipompa kembali menuju tungku untuk mengalami daur berikutnya.

Meskipun efisien dan dapat diandalkan, pembangkit tenaga uap mengeluarkan banyak polusi. Di beberapa pembangkit yang tidak memiliki menara atau kolam pendingin, air pendingin yang menjadi panas dialirkan ke dalam danau, sungai, atau kolam. Pencemaran panas yang menghangatkan tumbuhan dan binatang di dalam air ini tidak diperkenankan di beberapa negara. Selain itu, asap pembakaran bahan bakar yang mengandung zat kimia dan partikel-partikel mengakibatkan udara tercemar jika asap pembakaran itu dilepas ke atmosfer. Meskipun sebagian besar pembangkit tenaga uap menggunakan perangkat pe-ngontrol pembatas polutan, alat ini tidak secara mutlak membatasi terjadinya pencemaran.

Pembangkit listrik tenaga nuklir yang belum ada di Indonesia ini membangkitkan sekitar 11 persen kebutuhan listrik dunia. Cara pembangkit nuklir menghasilkan listrik mirip dengan pembangkit tenaga uap. Hanya sebagai ganti ruang pembakaran bahan bakar, pembangkit nuklir menggunakan reaktor nuklir. Alat ini digunakan untuk menghasilkan panas dalam jumlah sangat besar melalui proses pemisahan inti atom uranium atau plutonium, bahan bakarnya. Panas pembelahan inti digunakan untuk mengubah air menjadi uap panas bertekanan tinggi. Uap menggerakkan turbin yang kemudian memutar generator. Setelah meninggalkan turbin, uap diembunkan menjadi air dan kemudian akan menjalani daur ulang yang sama.

Pembangkit nuklir membutuhkan bahan bakar lebih sedikit untuk menghasilkan panas yang sama ba nyak, serta tak menyebabkan polusi udara. Tetani pembangkit ini mengandung bahan radioaktif yane berbahaya. Karena itu pembangkit ini harus memilik} sistem keamanan khusus untuk mencegah tc.r pasnya zat radioaktif. Yang menyebabkan lebih tingginya harga pembuatan pembangkit nuklir dibanding pembangkit tenaga uap adalah mahalnya sistem keamanan yang dibutuhkan. Limbah radioaktif yang dihasilkan pembangkit nuklir tetap berbahaya dalam ribuan tahun karena itu harus dibuang dengan aman

Sejumlah pembangkit tenaga listrik memiliki turbin gas atau mesin diesel untuk menggerakkan generator. Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel milik Perusahaan Listrik Negara di Indonesia sekitar 1.091 unit, sebagian besar (254 unit) terdapat di Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan. Seluruhnya menghasilkan listrik 1.762 Megawatt, atau 20 persen listrik yang dihasilkan di Indonesia. Berbagai generator memasok tenaga ekstra yang dibutuhkan sewaktu- waktu. Mesin diesel juga digunakan untuk menggerakkan generator di daerah terisolasi, tempat tidak tersedia aliran listrik. Berbagai perusahaan, rumah sakit, dan perumahan memiliki mesin diesel untuk menggerakkan generator yang memasok listrik bila listrik dari pusat mengalami kerusakan. Pembangkit ini bisa membangkitkan listrik 1.000 sampai 15.000 kilowatt.

Pembangkit listrik jenis lain menghasilkan listrik dalam jumlah kecil. Pembangkit listrik tenaga panas bumi memanfaatkan uap panas magma bumi untuk memutar turbin yang menggerakkan generator listrik. Pembangkit tenaga panas bumi Kamojang, Jawa Barat menghasilkan 1,6 persen listrik seluruh Indonesia.

Sistem Pendistribusian. Dahulu, pembangkit listrik selalu didirikan di dekat pemukiman dan perindustrian karena listrik akan menyusut bila dikirim melalui jarak yang sangat jauh. Namun sejak transformator dikembangkan guna menaikturunkan tegangan listrik ac pada tahun 1890, terbukalah peluang untuk membangun pembangkit listrik yang berjarak relatif jauh dari pusat beban. Hal ini mengun-tungkan karena bisa dilakukan pemilihan tempat untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air.

Listrik yang dialirkan di sepanjang kabel merupakan hasil kali tegangan dan arus listrik. Karena mempertahankan kehilangan, listrik harus dikirim dengan arus serendah mungkin pada tegangan tinggi. Contohnya, dengan penggandaan tegangan, kemampuan yang diberikan rangkaian untuk membawa listrik berlipat empat.

Dalam pembangkit modern, arus listrik bisa dibangkitkan pada tegangan setinggi 22.000 sampai 26.000 volt. Tegangan ini harus dinaikkan lebih tinggi lagi agar dapat dikirim menuju pusat beban. Bergantung pada jaraknya, tegangan transmisi bisa berkisar dari 20.000 sampai 750.000 volt. Di Indonesia tegangan jaringan transmisi dikelompokkan menjadi empat, yakni yang mencapai 30.000 volt, 70.000 volt, 150.000 volt, dan yang paling tinggi 500.000 volt.

Terjadi peningkatan tegangan terus-menerus sejak pertama kali pembangkit tenaga listrik ditemukan pada tahun 1879. Sekitar tahun 1901 kabel transmisi berdaya 40.000 volt dapat membawa listrik hingga jarak 120 kilometer. Tahun 1916 kemampuan penggandaan tegangan meningkat hingga 132.000 volt. Tahun 1923 tercatat ada transmisi bertegangan 220.000 volt. Tahun 1948 pengiriman listrik dilakukan pada tegangan setinggi 287.000 volt untuk melampaui jarak sejauh 440 kilometer. Dan pada tahun 1970 tercapailah tegangan transmisi sebesar 500.000 Volt.

Kabel transmisi tegangan tinggi selalu digantung pada solator keramik yang dipasang pada menara baja sangat tinggi. Jenis kabel 345.000 volt memiliki diameter 1,6 inci dan tersusun atas 54 kabel aluminium. Setiap kabel dilindungi penahan petir, pengatur getaran pencegah goyangan karena angin, dan pemutus arus otomatis yang berfungsi bila kabel putus.

Incoming search terms:

  • pengertian pembangkit listrik
  • pengertian pembangkit
PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK | ADP | 4.5