PENGERTIAN PENANGANAN ENURESIS

By On Wednesday, August 28th, 2019 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN PENANGANAN ENURESIS – Penanganan rumahan untuk mengompol telah melebar dari sekadar membatasi asupan cairan hingga menidurkan anak-anak di atas bola-bola golf atau menggantungkan bukti kesalahan—seprei basah—di jendela. Sebagian besar strategi semacam itu tidak efektif. Sama dengan itu, menunggu hingga si anak dengan sendirinya tidak lagi mengalami masalah tersebut juga bukan tindakan yang memuaskan. Hanya sekitar 15 persen anak-anak enuretik berusia antara 5 hingga 19 tahun yang menunjukkan kesembuhan spontan dalam waktu satu tahun.

Dua macam penanganan yang paling banyak digunakan yang dirujuk oleh profesional adalah pemberian obat atau sistem alarm urin. Penanganan yang disebutkan terakhir pertama kali muncul pada tahun 1938, ketika Mowrer dan Mowrer memperkenalkan lonceng dan bantalan. Selama bertahun-tahun penanganan ini telah terbukti sangat berhasil mengurangi atau menghentikan mengompol. Diperkirakan 75 persen anak-anak enuretik mampu tidak mengompol sepanjang malam karena bantuan alat yang sangat sederhana ini.

Sebuah lonceng dan sebuah baterai tersambung dengan kabel ke sebuah bantalan yang terdiri dari dua lembar kertas metalik, lembar di bagian atas berlubang-lubang, dan di antara kedua lembaran tersebut terdapat selapis kain penyerap. Bantalan tersebut dimasukkan ke dalam sarung bantal dan diletakkan fi bawah tubuh si anak ketika tidur. Ketika tetesan pertama urine, yang berfungsi sebagai elektrolit, membasahi kain, sirkuit elektris akan tersambung di antara kedua lembar kertas. Tersambungnya sirkuit tersebut akan membunyikan lonceng atau alarm, yang segera membangunkan si anak atau tidak lama setelah mulai mengompol. Si anak umumnya kemudian berhenti berkemih, mematikan alat tersebut, dan pergi ke kamar mandi.

Mowrer dan Mowrer (1938) menganggap lonceng dan bantalan tersebut sebagai prosedur pengondisian klasik di mana suatu stimulus tak terkondisi, yaitu lonceng, menyebabkan si anak terjaga, yang merupakan respons tak terkondisi. Lonceng tersebut dipasangkan dengan sensasi penuhnya kandung kemih sehingga sensasi tersebut akhirnya menjadi stimulus terkondisi yang menghasilkan respons terkondisi dalam bentuk si anak terjaga sebelum lonceng berbunyi. Ahli yang lain mempertanyakan teori pengondisian klasik, dan berpendapat, dalam istilah pengondisian operant, bahwa lonceng tersebut, yang membuat si anak terbangun, berfungsi sebagai hukuman sehingga mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki, yaitu mengompol. Dalam praktiknya lonceng tersebut biasanya juga membangunkan orang tua si anak; reaksi mereka dapat berfungsi sebagai insentif tambahan bagi si anak untuk tidak mengompol. Pendekatan yang lain adalah penanganan farmakologis. Sekitar sepertiga pasien enuretik yang berupaya mendapatkan bantuan profesional diberi resep obat, seperti obat antidepresan imipramin (Tofranil) dan, baru-baru ini, desmopresin, yang meningkatkan penyerapan air dalam ginjal. Pemberian obat semacam itu memberikan hasil dengan cara mengubah reaktivitas otot yang digunakan dalam berkemih (imipramin) atau dengan mengonsentrasikan urine dalam kandung kemih (desmopresin). Meskipun efek positif biasanya segera terlihat, dalam sebagian besar kasus si anak mengalami kekambuhan segera setelah pemberian obat dihentikan, dan efek samping negatif imipramin (masalah tidur, kelelahan, sakit perut) dapat menjadi masalah.

PENGERTIAN PENANGANAN ENURESIS | ADP | 4.5