PENGERTIAN PENDEKATAN AMERICAN ASSOCIATION OF MENTAL RETARDATION
PENGERTIAN PENDEKATAN AMERICAN ASSOCIATION OF MENTAL RETARDATION – Kita beralih ke pendekatan yang sangat berbeda terhadap retardasi mental yang diikuti oleh semakin banyak profesional. Dalam edisi kesembilan sistem klasifikasinya, American Association of Mental Retardation (AAMR, 1992) mengubah fokusnya dari mengidentifikasi keparahan disabilitas untuk menentukan langkah-langkah pengobatan apa yang diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan keberfungsian. Para profesional saat ini didorong untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu dalam dimensi psikologis, fisik, dan lingkungan yang akan mengarahkannya untuk menentukan jenis dan intensitas dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan keberfungsian individu yang bersangkutan dalam berbagai bidang. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada hal-hal yang bisa dilakukan seseorang dan bukan pada hal-hal yang tidak bisa dilakukan dan mengarahkan perhatian profesional pada cara terbaik untuk menciptakan perubahan positif dalam hidup orang tersebut.
Pendekatan AAMR mendorong dilakukannya suatu pengukuran yang lebih individual terhadap keterampilan dan kebutuhan seseorang. Contohnya, sebuah survei terhadap lebih dari 200 orang yang mengalami retardasi mental berat (IQ antara 20 dan 40) mengungkapkan bahwa para individu tersebut memiliki keterampilan kortiunikasi yang sangat bervariasi, di mana beberapa orang hanya mampu berkomunikasi dengan sinyal-sinyal nonverbal yang jarang dapat dipahami oleh para pengasuh dan yang lain dapat mengombinasikan simbol-simbol (melalui kata-kata yang diucapkan, tanda-tanda manual, atau papan komunikasi) untuk membuat orang lain mampu memahami kebutuhan mereka.
Sebagai contoh pendekatan AAMR terhadap klasifikasi, mari kita lihat Roger, seorang laki-laki berusia 24 tahun dengan IQ 45 yang mengikuti sebuah program khusus untuk anak-anak yang mengalami retardasi mental sejak ia berusia 6 tahun. Berdasarkan DSM, ia akan dinilai mengalami retardasi mental sedang. Berdasarkan diagnosis ini ia tidak akan diharapkan mampu hidup mandiri, berkeliling sendiri, atau mengalami kemajuan lebih dari level kelas dua. Namun, sistem klasifikasi AAMR akan menekankan pada hal-hal yang dibutuhkan untuk memaksimalkan keberfungsian Roger. Oleh karena itu, seorang ahli klinis mungkin menemukan bahwa Roger dapat menggunakan bis jika mengambil rute yang tidak asing baginya, sehingga ia dapat pergi sendiri ke bioskop untuk menonton film setiap saat. Dan meskipun ia tidak dapat memasak makanan yang rumit, ia dapat belajar memasak makanan beku di oven microwave. Asumsinya adalah dengan berkonsentrasi dan mengembangkan hal-hal yang bisa dilakukannya, Roger akan mengalami lebih banyak kemajuan.
Di sekolah-sekolah, penempatan individual didasarkan pada kekuatan dan kelemahan seseorang dan pada banyaknya instruksi yang dibutuhkan. Seorang siswa yang membutuhkan banyak instruksi langsung karena kelemahan dalam fungsi intelektual dapat ditempatkan di kelas yang sama dengan seorang anak yang mem-butuhkan instruksi intensif karena masalah emosional atau disabilitas fisik. Para siswa diidentifikasi melalui lingkungan kelas yang dinilai dibu tuhkan oleh mereka. Pendekatan ini mengtirangi efek stigmatisasi karena dianggap mengalami retardasi men tal dan juga dapat mendorong untuk memfokuskan pada hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan bukan pada pemberian label pada si anak.