PENGERTIAN PRASANGKA
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syak wasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif.Sesuatu yang objektif pun akan dinilai negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.
Contoh berikutnya adalah dari sebuah eksperimen. Dua kelompok murid sekolah dilatih untuk suatu pertunjukan. Kelompok pertama terdiri dari anak-anak orang kaya, kelompok dari anak-anak buruh rendah. Kelompok kedua terdiri dari anak-anak buruh rendah dilatih sedemikian rupa, sehingga tak ada kesalahan, sedangkan kelompok anak-anak orang kaya disengaja untuk membuat kesalahan. Setelah pertunjukan selesai, para penonton diminta menilai kelompok mana yang membuat kesalahan. Kebanyakan menjawab, bahwa anak-anak buruh rendah yang berbuat kesalahan paling banyak. Hal ini menunjukkan, bahwa dalam menilai suatu pun berlaku rasa simpati dan tidak simpati, like and dislike. Jadi terdapat prasangka bahwa anak-anak orang kaya tak dapat berbuat lebih banyak kesalahan daripada anak buruh rendah.