PENGERTIAN PRAXIS (PRAKSIS) ADALAH
Kontemplasi.
Pengertian praxis (praksis) adalah Definisi (1), dalam Aristoteles, adalah tindakan yang dilakukan sebagai tujuan dalam dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri; dibedakan dari poiesis, yang berarti aktivitas produktif untuk mencapai tujuan; dan dari theoria atau kontemplasi. Ini adalah tiga aktivitas dasar atau jalan hidup manusia (Lobkowicz, 1967). Makna (2), dalam Marx dan tulisan sejumlah filsuf di dalam WFSTERN MARXISM adalah: (a) tipe aktivitas praktis khusus manusia di mana mereka mengkonstruksi dunia mereka, sebuah ide dasar bagi model HUMAN NATURE Marxis; (b) kategori epistemologis yang mendeskripsikan aktivitas praktis subjek manusia saat menghadapi Alam, yang oleh Marx dinamakan “aktivitas pemahaman manusia praktis” (Marx, 1845, h(m. 83); dan (c) sebagai praksis “revolusioner” (Marx, ibid), titik perkiraan transisi sosial fundamental di mana dalam praktiknya situasi sosial proletar dan pemahaman mereka atas situasi itu dikatakan seiring.
Kesatuan teori dan praktik. Pengertian praxis (praksis) adalah
Walaupun tiga pengertian Marxis yang berbeda itu telah mapan dalam pemikiran sosial modern, konsep ini tetap belum utuh, masih kabur dan elastis dalam aplikasinya. Ini sebagian lantaran ia diasosiasikan dengan slogan NEW LEFT di masa kini dan sebagian karena asal usulnya ada di dalam kekaburan filsafat tindakan yang dijabarkan oleh penulis Hegelian Muda di era 1840-an seperti Arnold Ruge, August von Cieszkowski, Moses Hess dan Marx sendiri (Stepelevich, 1983). Lebih jauh, tulisan-tulisan awal Marx tentang subjek ini sebagian besar adalah draft yang belum diterbitkan dan sejumlah bagian penting topik ini masih terbuka untuk ditafsirkan. Terkadang frase “kesatuan teori dan praktik” dikatakan merupakan makna dari konsep praksis, dan ini tampaknya menangkap makna spekulatif 2(c). Dalam kenyataannya, frase ini dipakai dalam MARXISM ortodoks dan mengacu pada urutan aktivitas politik terorganisir yang didasarkan pada teori, termasuk aplikasi prinsip MarxismeLeninisme di bekas Uni Soviet. Ide praksis, di lain pihak, terutama dalam pengertian 2(a), lebih menonjol di negeri-negeri sosialis di Eropa Timur, sebagai bagian dari perlengkapan kritik ideologis terhadap rezim sosialis (Markovic, 1974). Penggunaan 2(a) berkaitan dengan citra manusia atau model sifat manusia dalam karya Marx: aktivitas sadar dan bebas adalah karakter spesies manusia” dan “Dalam menciptakan dunia objektif dengan aktivitas praktisnya manusia membuktikan dirinya sebagai spesies yang sadar” (Marx, 1844, hlm. 71). Praksis, dalam pengertian ini, dikaitkan dengan ALIENATION, sebagai proses historis umum di mana manusia, dalam penciptaan sejarah dan masyarakat manusia, semakin terasing dari Alam dan dari produk praksis usaha kerja mereka. Kategori praksis (2b) sebagai tindakan manusia yang mengandung objek dalam tulisan Marx awal (terutama 1844, 1845 dan 1845-6) dapat dibaca sebagai upaya untuk memberi kontribusi pada epistemologi (lihat THEORY OF KNOWLEDGE); khususnya untuk menggantikan idealisme dan materialisme dan untuk pendekatan sosiologis (Kilminster, 1982). Pengertian praxis (praksis) adalah Marx menganggap bahwa materialisme tradisional secara implisit adalah individualistis dan menyiratkan pandangan pasif tentang manusia, sedangkan idealisme Hegel menekankan pada dimensi aktif, historis dan kultural dari manusia, namun ini hanya terbatas pada dunia kesadaran. Versi sosial materialisme Marx merupakan sintesis baru. Manusia adalah bagian dari alam dan objektivitas dunia sosial mereka adalah hasil dari aktivitas praktik kolektif mereka dalam memanfaatkan alam nonmanusia melalui kerja produktif dari generasi ke generasi. Dengan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan, kita bisa mengenal alam, namun hanya dalam bentuk “yang dimanusiawikan.” Jadi alam punya jejak karakter sosial dan peran otonom dalam persoalan manusia (Kolakowski, 1971). Praksis revolusioner (2c) merupakan dimensi paling spekulatif, melibatkan bukan hanya pengetahuan, tetapi juga ETHICS. Teori Marx bertahan dalam bentuk yang lebih mitologis dalam karya Marxis yang belakangan, seperti Gyorgy Lukacs, Karl Korsch dan Antonio Gramsci pada 1920-an (kilminster, 1979). Menurut mereka, dalam beragam versinya, kesadaran kelas proletarian berpotensi menggulingkan objektivitas masyarakat. Mereka juga (secara keliru) mengidentifikasi semua ilmu sosial dengan POSITIVISM, memandangnya sebagai artikulasi pengalaman sosial dominan dalam masyarakat kapitalis yang teralienasi. Karenanya, hukum sosial dapat dikoreksi oleh tindakan massa atau perubahan politik dan kultural. Ada beberapa bukti bahwa ide Hegelian Kiri tentang “merealisasikan filsafat dalam praktik” adalah motif penting dalam pembentukan gagasan Marx. Kelompok Hegelian radikal membandingkan realitas sosial sebagaimana adanya dengan apa realitas sosial sebagaimana seharusnya, tetapi Marx berpendapat ini adalah radikalisme verbal yang sia-sia yang tidak akan mengubah apa pun. Dia lebih menyukai “aktivitas praktiks-kritis” yakni upaya mewujudkan realitas sebagaimana seharusnya dalam praktik: Komunismc menurut kami bukan suatu keadaan yang akan diciptakan, sebuah citacita di mana realitas harus menyesuaikan diri dengannya. Kami menyebut komunismc sebagai gerakan riil yang akan menghapuskan keadaan sekarang (Marx dan Engcls, 1845-6, hlm. 48). Belakangan, teori Marx justru dipakai menopang kekuasaan elit birokratik di bekas Uni Soviet dan Eropa Timur, dengan mengklaim bahwa kebijakan mereka bukan hanya didasarkan pada analisis masyarakat dan sejarah ilmiah Marxis yang tepat, tetapi juga secara moral benar. Pengertian praxis (praksis) adalah Dalam menentang klaim ini, model manusia-sebagai-praksis dalam pandangan Marx diajukan sebagai perwujudan visi kehidupan manusia Marxis yang autentik. Hilangnya ide kepastian sosialisme historis, bersamaan dengan pengalaman ToTALITARIANISM abad ke-20 telah menimbulkan konsekuensi penting. Dasar persoalan moral tidak lagi bisa diabaikan hanya dengan menyatakan bahwa solusi persoalan itu akan terpecahkan oleh Partai yang tak bisa salah secara moral. Kesadaran ini melahirkan proyek teori kritis neo-Marxis (Habermas, 1974) dan setelah ambruknya komunisme di Eropa Timur pada 1989 and pecahnya Uni Soviet, isu masyarakat yang baik kembali muncul dalam agenda.