PENGERTIAN SKOLASTISISME

By On Friday, December 19th, 2014 Categories : Bikers Pintar

Adalah sistem atau metode pemikiran filsafat yang dipraktikkan di sekolah-sekolah dan universitas pada Abad Pertengahan. Pada masa itu filsafat diajarkan di sekolah-sekolah, biara, dan universitas atas dasar kurikulum internasional, dan karena itu pula filsafat disebut Skolastik, istilah yang datang dari pendukungnya yang disebut doctores scholastici.

Walaupun sering dikaitkan dengan seluruh gerakan Kristiani filsafat Barat pada Abad Pertengahan, Skolastisisme lebih dikenal sebagai filsafat Kristen Abad Pertengahan mulai tahun 1000 (jaman St. Anselmus) hingga sekitar tahun 1300 (beberapa waktu sesudah St. Thomas Aquinas). Jika dikaitkan dengan seluruh gerakan Kristiani Abad Pertengahan, berkembangnya Skolastisisme diperkirakan meluas hingga abad ke-15 pada jaman St. Agustinus dan berakhir pada pertengahan abad ke-17. Pada jaman itu filsafat Aristoteles kembali berperan menggantikan Plotinos melalui beberapa filsuf Islam seperti Ibn Sina (Avicenna), Ibn Rushd (Averroes), dan Maimo- nides.

Tema pokok ajaran Skolastik adalah hubungan iman dan akal budi, adanya Tuhan dan hakikatNya, antropologi, etika, dan politik. Skolastisisme diwarnai minat mendalam terhadap analisis logis dan bahasa. Hampir semua cabang linguistik, logika, dan filsafat dikembangkan oleh Skolastik. Tujuan utama metode ini adalah membela ajaran Kristiani berdasarkan Alkitab sebagai Sabda yang diwahyukan Allah, inter-pretasi otoritatif dari Gereja dan perluasan Alkitab, serta pengetahuan yang sudah diakui umum karya penulis Kristen terdahulu.

Beberapa kecenderungan prinsip dalam Skolas-tisisme adalah (1) menyusun kembali pemikiran Yunani (Aristoteles) sedemikian rupa, sehingga konsisten dengan dan mendukung kepercayaan Kristen; (2) mensubordinasikan filsafat dengan iman (dan iman dengan pewahyuan seperti yang dilihat dan diinterpretasikan Gereja); (3) menggunakan pemikiran dan teknik deduktif logika untuk mensistematisasi dan membela iman Kristen. Singkatnya, filsafat melayani teologi. Namun itu tidak berarti bahwa Skolastisisme terlepas sama sekali dari problem manusiawi. Aliran ini bergulat dengan problem manusia hakiki dan menjadi suatu ilmu independen dengan prinsip, problem, dan metodenya sendiri. Skolastisisme tidak tenggelam dalam abstraksi dan konsep kosong yang tampak dari kontaknya yang dekat dengan mistisisme bersemangat pada jaman itu dan observasi yang tajam terhadap dunia fenomena alamiah.

Tiga sumber yang berpengaruh terhadap lahirnya Skolastisisme adalah (1) Agustinus, tokoh jaman Patristik yang mempunyai peranan sangat besar; (2) Aristoteles yang memberikan tanda khusus aliran ini, karena beberapa karyanya dilanjutkan oleh Boethius dan seluruh tulisannya secara bertahap diterjemahkan ke bahasa Latin pada abad ke-12 dan 13, yang disebut jaman keemasan Skolastik; (3) komentar dari Yunani dan Arab, khususnya Ibn Sina dan Ibn Rushd, serta tulisan filsuf Islam Yahudi lainnya.

Dalam perkembangannya, Skolastisisme dibagi dalam tiga jaman. Jaman pertama ialah jaman Presko- lastik, yang tokohnya hanya melanjutkan apa yang mereka terima; John Scotus Erigena (810-877) tampil dalam periode ini dengan sistem idealistis yang bernada panteistis. Jaman kedua, Skolastisisme awal (akhir abad ke-I 1 dan seluruh abad 12), dibuka oleh Anselmus dari Canterbury yang sering disebut “bapa Skolastisisme”. Masalah utama jaman ini adalah konsep universal. Puncak perkembangan Skolastisisme tampil lewat Petrus Abelardus yang mengembangkan posisi penengah antara nominalisme dan ultrarealisme. Selain beberapa nama yang sudah disebut, nama- nama seperti Albertus Magnus dan Bonaventura juga adalah tokoh yang berperan dalam Skolastisisme.

Incoming search terms:

  • pengertian skolastik
  • pengertian skolastisisme
  • filsafat skolastisisme
  • pengertian scholastisisme
PENGERTIAN SKOLASTISISME | ADP | 4.5