PENGERTIAN SOCIAL PROBLEM (PROBLEM SOSIAL) ADALAH

By On Thursday, April 15th, 2021 Categories : Bikers Pintar

Dimensi historis.

Pengertian social problem (problem sosial) adalah Sebuah problem sosial dapat didefinisikan sebagai kondisi yang mengganggu atau berbahaya yang diidentifikasi oleh sejumlah orang dan secara politik dianggap perlu diperbaiki (Beeghley, 1999). Gangguan ini bisa ber­macam-macam bentuknya: kepentingan ekonomi, kepentingan politik, nilai moral, lingkungan dan fenomena lainnya bisa mengalami berbagai gangguan. Agar bisa disebut sebagai problem sosial, gangguan itu biasanya harus berupa situasi faktual di mana dimensi historis dan internasionalnya dapat diamati secara sistematis. Fakta-fakta adalah penting sebab fakta memberikan basis yang realistis untuk bertindak. Lebih jauh, tak mengetahui fakta bisa merugikan, sebab hal-hal yang tidak diketahui orang bo­leh jadi akan mengganggu mereka (Merton, 1961). Meski demikian, hanya menunjuk­kan bahaya fenomena tidak cukup untuk menyebutnya sebagai problem sosial. Kon­disi yang menyangkut gangguan, seperti ke­matian akibat penyalahgiinaan obat (sekitar 4.000 per tahun di AS), sering didefinisikan sebagai problem sosial, sedangkan kondisi yang melibatkan bahaya yang lebih besar, seperti kematian karena kecelakaan kenda­raan (sekitar 45.000 per tahun) tidak didefi­nisikan sebagai problem sosial.

Proses kompetitif. Pengertian social problem (problem sosial) adalah

Selain gangguan, sejumlah signifikan orang harus mengidentifikasi problem so­sial dan memperdebatkannya. Kontroversi tentang berapa banyak jumlah yang “signifi­kan” itu masih terus berlangsung, dan isu ini dapat dipecahkan dengan menunjukkan hubungan antara jumlah orang yang meng­klaim sebuah kondisi adalah mengganggu dengan kedudukan mereka dalam masyara­kat. Terkadang sebuah situasi dianggap ber­bahaya, entah itu oleh warga, korban, tokoh masyarakat, dan pihak lain meresponnya dengan memandang isu itu secara politis. Atau, terkadang riset menunjukkan kondisi yang menimbulkan kehebohan publik dan menjadi isu politik. Untuk tujuan identifikasi problem sosial, adalah tak masalah siapa yang pertama kali memerhatikannya atau apa motif mereka. Namun motif orang adalah penting, sebab tidak ada kriteria ilmiah untuk menentukan bahwa satu kondisi yang meng­ganggu adalah problem sosial dan kondisi mengganggu lainnya bukan. Kehidupan pu­blik, setidaknya di masyarakat demokratis, adalah proses kompetitif di mana individu dan kelompok berlomba mendapat perha­tian pembuat keputusan dan warga lainnya. Tugasnya adalah mengubah dilema gang­guan privat yang dialami individu menjadi gangguan publik (Mills, 1959). Proses politik ini berarti bahwa problem sosial berubah­ubah dari waktu ke waktu. Terkadang suatu kondisi diterima di saw waktu tetapi ditolak di waktu yang lain dan menjadi problem so­sial. Misalnya, kesenjangan dalam perkawin­an tradisional menjadi problem sosial sejak 1960-an. Terkadang sebuah kondisi yang didefinisikan sebagai berbahaya pada satu waktu menjadi sesuatu yang dapat diterima di waktu yang lain; bunuh diri oleh orang yang sakit parah berkepanjangan adalah contohnya. Terakhir, kondisi yang sebelum­nya dianggap mengganggu tetapi kurang dikenal luas dapat menjadi amat menonjol karena adanya data ilmiah baru atau perha­tian media, seperti pemanasan global. Con­toh-contoh tersebut menunjukkan dinamika di balik identifikasi problem sosial. Aktivitas ini mencerminkan keyakin­an pada kemungkinan perbaikan. Pengertian social problem (problem sosial) adalah Di kul­tur Barat, orang cenderung optimis, punya pemahaman bahwa kehidupan dan masyara­kat mereka pada umumnya bisa diperbaiki dan yakin bahwa kemajuan bisa diwujudkan (Nisbet, 1969). Ilmu sosial dapat membantu dalam konteks ini, sebab ia bisa memberikan analisis objektif terhadap dimensi-dimensi dalam kondisi yang mengganggu, menilai konsekuensi potensialnya bagi individu dan masyarakat dan menyarankan beberapa strategi untuk memecahkan problem serta cara-cara yang mungkin bisa mengurangi efek samping dari gangguan itu (Weber, 1904). Namun kebijaksanaan tidak selalu datang dari pengetahuan dan analisis ilmiah sosial tidak selalu bisa memperbaiki pro­blem sosial. Ini sebagian lantaran banyak kondisi mengganggu adalah basil tak tercluga dari kemajuan historis dan sebagian karma kondisi itu bagi sebagian segmen penduduk. Karenanya, orang-orang tidak selalu sepakat soal apa arti dari “per­baikan” dan, tergantung pada kepentingan ekonomi atau nilai moralnya, solusi dari seseorang (atau satu kelompok) sering men­jadi problem bagi orang atau kelompok lain (Merton, 1961). Problem sosial dapat dipelajari paling ti­dak dari tiga sudut pandang, masing-masing menerangkan aspek-aspek yang berbeda dari problem sosial. Yang pertama adalah SOCIO­1.0GY OF KNOWLEDGE: proses mengonstruksi realitas (Berger dan Luckmann, 1961). Dalam kasus ini, tujuannya adalah menge­tahui bagaimana dan mengapa satu kondisi mengganggu disebut sebagai problem sosial sedang kondisi mengganggu lainnya tidak. Spector dan Kitsuse (1987) mengusulkan model untuk mempelajari proses ini dengan fokus pada klaim orang tentang bahaya dari satu kondisi dan debat politik yang mengi­kutinya. Pengertian social problem (problem sosial) adalah Perspektif kedua adalah perspektif SOCIAL PSYCHOLOGY: cara orang berinteraksi satu sama lain, memengaruhi dan dipenga­ruhi oleh kelompok mereka sendiri. Tujuan­nya di sini adalah memahami bagaimana karakteristik dan pengalaman personal me­mengaruhi mereka untuk menggunakan obat terlarang, melakukan pembunuhan, atau terlibat dalam setiap tindakan yang diidenti­fikasi sebagai problem sosial. Sudut pandang ketiga adalah SOCIAL. STRUCTURE: jaringan hubungan dan nilai yang meng-hubungkan orang-orang dengan orang lain dan dengan masyarakat (Beeghley, 1999). Dalam kasus ini, tujuannya adalah untuk memahami bagaimana konteks memengaruhi tindakan (Durkheim, 1895). Variabel penjelasan akan mengacu pada rata-rata perilaku dan akan berbeda dari penjelasan tindakan in­dividual. Misalnya, tingkat kemiskinan di AS dibandingkan dengan negara Banat lainnya mencerminkan dampak kebijakan makroekonomi yang didesain untuk me­naikkan pengangguran dalam rangka men­gontrol inflasi (Beeghley, 1999).

­

PENGERTIAN SOCIAL PROBLEM (PROBLEM SOSIAL) ADALAH | ADP | 4.5