PENGERTIAN SOCIALIZATION (SOSIALISASI) ADALAH
Menyesuaikan diri.
Pengertian socialization (sosialisasi) adalah Sosialisasi adalah proses yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan diri atau mengadopsi perilaku, norma, aturan dan nilai-nilai dunia sosial mereka. Sosialisasi dimulai sejak bayi dan berlangsung sepanjang hidup. Sosialisasi adalah proses pembelajaran yang sebagian mengandalkan pada pengajaran eksplisit dan sebagian pada pembelajaran latenyakni, menyerap hal-hal dari orang lain. Setiap orang dipengaruhi oleh sosialisasi, namun mereka bervariasi dalam hal keterbukaan dan penerimaan sosialisasi, lai dari yang paling mudah bersosialisasi hingga yang benar-benar keras kepala tak mau bersosialisasi.
Antropolog sosial.
Di awal abad ke-20 studi sistematis proses sosialisasi dititikberatkan pada masa bayi dan kanak-kanak. Para psikologi, antropolog sosial dan sosiolog saling meminjam konsep dan pendekatan, namun mereka tetap mengemukakan sudut pandang sendiri-sendiri. Psikolog menitikberatkan pada proses interaksi, khususnya hubungan ibu-anak; antropolog sosial berkonsentrasi pada transmisi kebudayaan dalam masyarakat kecil yang relatif homogen; dan sosiolog mempelajari institusi dan subkultur dalam masyarakat yang kompleks sebagai agen sosialisasi. Perbedaan tradisi intelektual dari disiplin adalah salah satu sebab mengapa tidak ada teori sosialisasi yang universal, meski ada banyak studi di masing-masing disiplin banyak dipengaruhi oleh teori psikologi. Studi sosialisasi yang lebih baru mulai meneliti proses sosialisasi cli masa dewasa dan menggunakan berbagai macam pendekatan. Alasan lain dari tidak adanya teori yang menyatukan adalah luasnya istilah ini, yang mencakup proses yang berbedabeda seperti perawatan anak, sekolah (Iihat juga EDucATioN AND sociAL THEoRy), akuisisi pekerjaan atau etos di tempat kerja, propaganda dan pencucian otak. Dominasi awal pemikiran psikoanalitis menimbulkan sedikit kesepakatan tentang besarnya kekuatan sosialisasi primer dalam keluarga. Dalam kultur kecil yang terisolasi dan di dalam masyarakat yang kompleks, pola perawatan anaknya diteliti dan dipakai untuk menjelaskan kemiripan dalam perilaku sosial di kalangan orang yang melihat praktik-praktik yang sama. Di Universitas Yale terdapat file budaya yang memuat antara lain deskripsi praktik pengasuhan anak di sekitar 300 kultur. Studi-studi berbasis materi ini (seperti Whiting dan Child, 1953) telah menyusun relasi sistematis antara praktik ini dan sistem proyektif (agama, kosmologi) dari kultur tersebut; mereka juga menunjukkan kesamaan dalam fungsi psikologis (misalnya, kemauan untuk mengemban tanggung jawab). Dalam masyarakat yang kompleks ada banyak variasi sosialisasi dalam berbagai subkultur, terutama kelas sosial; ini dikaitkan dengan variasi sistematis antar-mereka dalam hal, misalnya, toleransi terhadap perasaan frustasi, atau perbedaan dalam perspektif waktu. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa sosialisasi awal selalu terkait dengan pembentukan personalitas, meskipun secara konseptual keduanya berbeda: sosialisasi berkaitan dengan akuisisi pola bersama, sedangkan pembentukan personalitas berkaitan dengan perbedaan individual. Kombinasi dua proses tersebut menyebabkan penolakan terhadap penjelasan perbedaan nasional dalam term sosialisasi primer saja.
Proses sosialisasi. Pengertian socialization (sosialisasi) adalah
Di pertengahan abad ke-20 pendekatan sosialisasi Talcott Parsons yang berpengaruh namun kontroversial membuat perbedaan dengan mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang dijalani orang dalam belajar untuk mengisi peran yang dirumuskan oleh sistem sosial. Pengertian socialization (sosialisasi) adalah Dalam pemikirannya ini tersirat komponen normatif: pencapaian sosialisasi dalam sistem sosial tertentu selalu dievaluasi secara positif (Parsons et al., 1955). Dalam hal ini Robert K. Merton melampaui Parsons dalam analisisnya tentang ANOMI•: sosialisasi ke tujuan dominan adalah disfungsional bagi sebagian populasi yang menolak institusi yang mengejar tujuan itu. Kesulitan membedakan antara pembentukan personalitas dengan sosialisasi membuat pertanyaan tentang sejauh mana hasil sosialisasi awal dapat dibatalkan atau di balik belum bisa dijawab. Ketika pengaruh awal menimbulkan perilaku yang destruktif secara individual atau sosial, banyak yang berusaha mengaplikasikan metode mereka untuk membalikkan kebiasaan buruk itu dengan hasil yang bervariasi; ini bukan tugas muda (Iihat CRIME AND DEVIANCE). Namun jelas bahwa pengaruh yang disebut belakangan itu dapat menambah kecenderungan perilaku sosial seseorang. Setelah keluarga, agen sosialisasi utama di masyarakat Barat adalah: sekolah dan teman sebaya, kehidupan ekonomi, media massa, pembentukan keluarga dan perkawinan, partisipasi dalam kehidupan komunitas, dan kondisi pensiun. Sejumlah besar studi telah mengkaji pengaruh dari masing-masing agen. Pengertian socialization (sosialisasi) adalah Studi lain mempelajari produk akhir dari sosialisasi, misalnya motivasi untuk berprestasi tinggi (McClelland, 1961) atau identitas gender, dan mencari agen-agen yang dapat menghasilkan produk tersebut. Tetapi ada studi lain yang mengkaji penerima tekanan sosialisasi sebagai agen aktif yang membuat pilihan bebas. Willis (1977), misalnya, menunjukkan bahwa penolakan aktif, cerdas dan rasional terhadap tujuan sosialisasi sekolah telah menyebabkan sekelompok anak memberi kontribusi secara aktif pada sosialisasi mereka ke dalam pekerjaan yang buruk. Studi ini dan interpretasinya oleh Anthony Giddens (1984) menunjukkan contoh dari tren sekarang di dalam studi sosialisasi: studi itu terutama mengkaji orang dewasa dan sering kali dalam situasi pekerjaan. Gagasan proses kuat yang menghasilkan “manusia organsiasi” kini digantikan oleh studi proses interaksi dan konflik antara kebutuhan individual dengan tekanan eksternal. Studi ini bertujuan mengidentifikasi perubahan dalam agen pensosialisasi, bukan perubahan individual (lihat Bailyn, 1989). Studi sosialisasi dan agen sosialisasi berhubungan dengan isu-isu kontroversial besar dalam ilmu sosial, seperti hakikat dari sifat manusia, debat naturelnurture dan tempat nilai-nilai dalam riset sosial. Tidak ada bukti empiris yang dapat memecahkan semua persoalan perenial ini; namun bukti itu dapat menunjukkan variasi proses yang menyebabkan orang-orang sama-sama menganut satu nilai dan norma dan menolak nilai lainnya. sosialisasi adalah konsep penting dalam memahami diversitas dunia sosial.