PENGERTIAN SIMBOL STATUS SOSIAL

By On Friday, August 30th, 2013 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN SIMBOL STATUS SOSIAL

Di masa lalu status adalah istilah hukum yang mengandung arti hak dan kewajiban individu yang relevan dengan kondisi dan tempat mereka dalam kehidupan. Namun pada abad ke-I 9, setelah pergolakan sosial menggoncang tatanan lama sampai ke akar-akarnya. Alexis de Tocqueville mengatakan bahwa di antara reaksi yang dapat terlihat adalah bertambah cepatnya persaingan memperebutkan simbol status sosial. Bagi orang dengan status tinggi, hak privilese dan kehormatan yang mereka warisi tampaknya akan berakhir; dan bagi mereka yang berstatus rendah, tiba-tiba muncul harapan untuk mengubah nasibnya. Perubahan yang tajam di dalam status yang baik yang diakibatkan oleh erosi privilese tidak dapat dijelaskan secara menyeluruh dengan definisi legalistik lama dari istilah tersebut, tetapi kadang-kadang sebelum perubahan meluas definisi tersebut masih berguna sebagai alat analisis.

Meskipun sulit untuk mengkonseptuaiisasikan dan sering sukar memahami makna empirisnya, namun ide tentang status adalah esensial untuk memahami stratifikasi sosial. Telah menjadi jelas bagi ilmuwan sosial bahwa anggota dari semua masyarakat yang dikenal digolongkan dalam beberapa peringkat, dan kadang-kadang basis dari urutan ini relatif sederhana, seperti jenis kelamin dan usia, dan kadang-kadang pembagiannya begitu banyak dan rumit.

Max Weber menunjukkan bahwa status, kelas atau pendapatan, dan kekuatan politik adalah tiga dimensi utama dari stratifikasi sosial. Tidak jelas mana yang diprioritaskan, namun Weber mengisyaratkan bahwa jika seorang individu memiliki status yang tinggi, maka kekayaan akan mengikutinya, meskipun status dan kekayaan biasanya tumpang tindih, karena keduanya adalah produk dari distribusi kekuasaan. Dalam mengatakan bahwa status adalah “klaim efektif untuk penghargaan sosial berkenaan dengan privilese positif atau negatif” (Weber 1978 [1922]), Weber menekankan dasar relasionalnya dan bahwa seorang yang menuntut status harus memiliki seorang pendengar yang darinya ia menerima atau meminta respon diferensial. Gerth dan Mills (1953) menekankan bahwa situasi status adalah tidak tetap, tetapi cenderung dimainkan di lingkungan yang tidak pasti dari penuntut dan audien serta kompromi. Harold Garfinkel (1956), dalam karyanya tentang degradasi status, menggarisbawahi peran krusial audien yang tidak tetap dapat menentukan nasib dari penuntut.

Interpretasi yang berbeda telah membuat karya ahli antropologi Ralph Linton (1936) menjadi istimewa. Menurutnya, status terutama adalah suatu posisi di dalam struktur sosial, menyangkut hak, kewajiban, dan ekspektasi timbal balik dari perilaku, dan tak satu pun di antaranya yang tergantung kepada karakteristik personal dari kedudukan status. Davis (1948) lebih jauh mengembangkan ide ini untuk sosiologi. Merton (1957) lebih jauh mengajukan postulat bahwa individu mempunyai serangkaian posisi sosial yang membentuk campuran atau seperangkat status. Lenski (1954) mempelajari pemisahan (disjunction) antara status dan posisi kelas dari individu atau kelompok, yang disebut dengan “kristalisasi status,” di mana penghargaan untuk seseorang tidak berkorelasi dengan penghargaan untuk orang lain. la menemukan bahwa ketika hal ini dirasakan sebagai ketidakadilan, maka dapat mendatangkan ketidakpuasan dan respon kemarahan dan keinginan untuk mengubah sistem, atau menarik diri dan bersikap apatis.

Ringkasnya, dua konseptualisasi utama dari status telah muncul: status, sebagaimana dilihat oleh Weber dan pengikutnya, adalah relasional dan intersubyektif; status, sebagaimana dijelaskan oleh Linton dan yang lain, adalah posisional dan sangat terstruktur, Banyak riset mengambil jalan yang tidak mudah di antara keduanya.

Tipe-tipe status

Meskipun literatur penuh dengan tipologi status, namun yang paling penting di antaranya adalah status “asal” (ascribe) dan status yang “diperoleh” (achieved). Status yang pertama adalah status yang diwarisi, seperti jenis kelamin, ras, atau etnisitas, atau usia, dan status ini penting untuk mendefinisikan pola kehidupan orang. Status yang kedua didapat melalui usaha pribadi atau adanya peluang, atau mungkin juga dari prestasi jabatan atau pendidikan. Kedua tipe status ini adalah basis untuk pembentukan “komunitas status.”

Komunitas status

Komunitas cenderung berkembang dari kelompok individu-individu yang memiliki jabatan atau pendidikan atau pengalaman yang biasa-biasa saja. Para anggota, yang menjadi sadar akan kesamaan mereka, dan sadar akan gaya hidup dan minat yang sama, mulai mengidentifikasi satu sama lain (Bensman 1972). Komunitas status mengorganisasikan diri untuk mempertahankan “kehidupan yang baik,” untuk meraih dan memonopoli imbalan atau privelese apa saja yang bisa didapat, untuk menghalangi masuknya penyusup berstatus lebih rendah, dan untuk menekan dan menaikkan status. Basis kekuatan ini me-mindahkan perasaan moral akan kemuliaan dan superioritas yang layak kepada anggota-anggotanya.

Kelompok status yang lebih rendah, yang dinamakan Weber sebagai “privilese negatif,” mungkin juga menyatu ke dalam” komunitas etnis.” Sama seperti komunitas status, anggota etnik percaya kepada martabat dan kehormatan mereka, meskipun mungkin selalu berakar pada hal-hal lain ketimbang pada kesengsaraan masa sekarang, masa lalu, mungkin, atau bahkan, di dalam visi milenarian masa depan. Bagi kebanyakan dari kelompok ini Kulit hitam, Yahudi, kasta rendah di India, wanita, dan sebagainya  yang menyatukan mereka adalah kurangnya kekuatan sosial dan ciri status askriptif.

Simbol-simbol status

“Simbol status” adalah tanda yang dapat dilihat yang menandakan perbedaan atau superioritas individu atau kelompok. Erving Goofman (1972) menamakan simbol status ini “cara khusus untuk memamerkan posisi seseorang.” Nilai simbolik dapat dipinjamkan untuk hampir semua obyek atau situasi. Bahasa, etika, isyarat, obyek material, khususnya jika materi-materi ini sulit didapatkan, dapat membedakan sebuah kelompok dan memisahkannya. Tempat individu atau kelompok di dalam tatanan sosial dapat digunakan untuk mengangkat status seseorang atau kelompok tersebut dan merendahkan status pihak yang lain. Sepanjang periode perubahan sosial yang pesat atau di dalam lingkungan urban di mana status individu tidak diketahui, simbol status dapat dimanipulasi dan digunakan sewenang-wenang oleh individu yang mengklaim status tinggi.

Kritik utama terhadap teori status adalah teori ini secara politik bersifat konservatif, teori tentang gradasi peningkatan atau penurunan status ter¬sebut telah mengaburkan realitas dari garis perbedaan kelas yang tajam (Vanneman dan Pampel 1977). Tetapi perbedaan itu sulit dijelaskan hanya dengan merujuk kepada sistem kelas dari kategori yang berlainan, atau kepada konsep yang menekankan pada posisi status yang diraih. Penjelasan-penjelasan tersebut tidak memadai untuk kelompok yang berada di bawah dan terus-menerus mengalami kesulitan. Analisis status, yang menekankan pada hubungan antar kelompok dan efek jangka panjang dari status asal (ascriptive), mungkin dapat memberi penjelasan yang lebih efektif tentang dunia yang dikendalikan oleh kehormatan. privilese dan kekuasaan yang terorganisasi apabila dipakai bersama-sama dengan teori stratifikasi lainnya.

Incoming search terms:

  • simbol sosial
  • simbol status sosial
  • pengertian simbol status
  • simbol status
  • pengertian simbol sosial
  • simbol status sosiologi
  • pengertian status symbol
  • simbol sosial adalah
  • simbol status adalah
  • status symbol adalah
PENGERTIAN SIMBOL STATUS SOSIAL | ADP | 4.5