PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL

Dapat dinyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan gejala umum yang dapat diketemukan pada setiap masyarakat. Oleh karena itu, betapapun sederhananya maupun kompleksnya suatu masyarakat, stratifikasi pasti akan dijumpai disitu. Pada zaman kuno dulu, Aristoteles pernah menyatakan bahwa di dalam tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Pernyataan ini sedikit- banyak telah membuktikan bahwa di zaman itu dan dapat diduga pada zaman sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan-lapisan atau strata di dalam masyarakat, yaitu susunan yang bertingkat. Pitirim A. Sorokin juga menyatakan bahwa sistem berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.

Apakah gejala stratifikasi ini hanya ada pada masyarakat di sana (yaitu masyarakatnya Aristoteles atau Sorokin)? Untuk masyarakat kita, perhatikanlah pernyataan dari seorang sarjana hukum adat Belanda bernama Ter Haar, yang menyatakan bahwa pembagian anggota-anggota dalam kelas-kelas terda-pat di masyarakat-masyarakat hukum dalam banyak lingkungan-lingkungan hukum, walaupun patokan un-tuk meng (k) laskan itu berbeda-beda. Demikianlah kita melihat bahwa stratifikasi atau gejala stratifikasi itu dapat ditemui pada setiap masyarakat. Lalu, apa yang diharapkan di sini dengan mengungkapkan gejala atau fenomena stratifikasi itu? James C. Scott menulis dalam bukunya dengan judul “Moral Ekonomi Petani” Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara”, menyatakan bahwa “tiap sistem stratifikasi melahirkan mitos atau rasionalnya sendiri untuk menerangkan apa sebabnya orang-orang tertentu harus dianggap lebih tinggi kedudukannya dari yang lain-lainnya. Mitos-mitos ini mungkin bersifat preskriptif;”51. Setelah berusaha menjawab hal ini, maka perlu ditunjang oleh aspek lain dari stratifikasi seperti kecenderungan sosial dari stratifikasi, dan konsep marjinalita.