PENGERTIAN TAOISME
Merupakan salah satu dari tiga ajaran (Sam Chiao) dari Cina, selain Konfusianisme dan Budhisme. Berbeda dengan Budhisme, Taoisme (berasal dari kata tao yang berarti jalan) tumbuh dari pemikiran bangsa Cina sendiri. Sejarah pemikirannya tercakup dalam tiga periode, yaitu periode seb lum Lao-tze yang diperkirakan sudah mempengaruhi sastra klasik pada masa Huang-ti (tahun 2697 SM); periode Lao-tze yang diperkirakan hidup pada tahun 604 SM; dan, periode sesudah Lao-tze yang ditandai dengan tulisan-tulisan Lieh-tze pada abad ke-5 SM dan Chuang-tze pada tahun 330 SM. Taoisme yang berkembang dewasa ini adalah Tao yang berdasarkan pada pemikiran Chang Tao-ling (tahun 34).
Pemikiran Taoisme berdasarkan pandangan Lao- tze mencakup tiga bidang, yaitu etika, metafisika, dan politik. Sumber utamanya berasal dari kitab Tao-te- Ching. Buku yang diperkirakan ditulis oleh Lao-tze ini juga memuat pemikiran tentang etika, metafisika, dan politik.
Etika Taoisme didasarkan pada kebenaran bahwa kebajikan pertama adalah wu wei yang artinya percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan kodratnya, yakni tidak memaksa, atau lebih tepatnya, tidak mencampuri. Sikap etis ini bermakna positif. Karena itu sikap dasar seorang Taois adalah mendengarkan atau merasakan jalan hidup dari segala sesuatu. Sikap ini juga disebut ramah tamah, lembut, rendah hati, serta tetap bersatu dengan inti jalan hidup, dan pada akhirnya diartikan sebagai sikap mengingkari diri dengan mempercayakan milik alam semesta kepada alam semesta.
Inti paham metafisika Taoisme terletak dalam konsep Tao sendiri. Menurut Lao-tze, Tao adalah jalan dari segala sesuatu, yang dapat dianggap sebagai eksistensi transenden yang tak dapat didefinisikan dengan kata-kata. Karena itu Lao-tze sering [mengungkapkannya dengan gaya negatif “bukan apa- apa”- i0 dapat menjadi dasar bagi segala benda yang ada di dalam kosmos; bukan dengan cara men- ciptakannya melainkan melalui suatu proses emanasi. Tao juga dapat dilihat sebagai prinsip imanen dalam kosmos; bekerja dengan cara yang hampir tidak diketahui, Tao menghasilkan dan menyempurnakan setiap eksistensi. Jelas bahwa Tao merupakan wujud mumi yang memiliki daya spontanitas dan merupakan inti paling dalam dari segala sesuatu yang terbatas. Namun Tao tidak dapat disamakan dengan Allah (T’ien). Deng dasar itu Lao-tze menegaskan bahwa penge- tahua tentang Tao dapat dicapai dengan cara membebaskan diri dari keinginan.
Ajaran politik Taoisme lebih merupakan aplikasi dari ajaran etikanya. Lao-tze sangat tidak setuju dengan perang, kekerasan, dan juga berbagai bentuk kemewahan istana di tengah-tengah kemelaratan rakyat. Lao-tze menganjurkan laissez-faire sebagai cara penyelenggaraan pemerintahan. Yang dimaksud adalah bahwa raja yang bijaksana tidak perlu melaksanakan apa-apa; segala sesuatu akan berjalan menurut kodratnya jika raja berada di.dalam inti kekuasaan.