PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI
Lahir dari penggabungan teknologi pengolahan data yang menggunakan komputer digital dengan teknologi telekomunikasi elektronik. Sebagian orang memakai istilah telematics untuk menggambarkan penggabungan ini, sebagian lagi menggunakan communications. Definisi resmi yang digunakan UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB) untuk teknologi informasi adalah “suatu disiplin ilmu, teknologi dan kerekayasaan serta teknik-teknik manajemen yang digunakan dalam menangani dan mengolah informasi; penerapan disiplin dan teknik-teknik tersebut; interaksi komputer dengan manusia dan mesin-mesin yang lain serta masalah-masalah sosial, ekonomi dan budaya yang menyertainya.”
Pada dasarnya, teknologi informasi menggunakan kombinasi keandalan teknologi mikroelektronik yang digunakan di komputer dan peralatan telekomunikasi. Teknologi mikroelektronik memungkinkan pembuatan peralatan berkemampuan mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi dalam jumlah besar, dengan kecepatan yang terus meningkat dari masa ke masa.
Kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengolah data dalam jumlah besar memungkinkan pengumpulan data dalam satu tempat (dikenal dengan istilah “basis data” atau data base). Setelah terkumpul, data ini dapat diperoleh hampir dari segala tempat – melintasi hambatan ruang dan waktu – melalui teknologi telekomunikasi. Dengan demikian, kedua teknologi ini memungkinkan terciptanya jaringan informasi yang melayani kebutuhan informasi masyarakat, baik umum (misalnya layanan informasi tentang cuaca dan dokter jaga) maupun khusus (misalnya la-yanan informasi ilmiah untuk para peneliti, akademisi, dan penyelenggara pemerintahan).
Berkat kemajuan dalam daya tampung dan kecepatan pengolahan di bidang komputer serta daya salur dan keandalan alat pengirim informasi di bidang tele-komunikasi, jaringan informasi ini menjadi sangat besar dan kompleks. Tetapi sekaligus jaringan ini juga sangat andal dan hampir dapat memenuhi segala kebutuhan informasi yang datang dari hampir segala tempat di muka bumi.
Industri Informasi. Semua kemajuan teknologi tersebut telah menumbuhkan industri layanan informasi dengan akses langsung (atau online services). Perintisnya adalah National Aeronautics and Space Administration (NASA), Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional, di Amerika Serikat, yang mendirikan basis data dan layanan akses langsung untuk para pekerjanya pada tahun 1960-an. NASA meminta perusahaan Lockheed membuat perangkat lunak {software) temu kembali informasi (information retrieval) yang akan menangani jaringan tersebut. Perangkat lunak yang diberi nama RECON ini kemudian melahirkan DIALOG, salah satu perangkat lunak paling andal yang digunakan dalam jaringan informasi komersial yang mulai tumbuh pada era 1970.
Sepuluh tahun kemudian, industri informasi elektronik sudah menyaingi industri informasi “tradisional” yang menggunakan mesin cetak dan kertas. Sebagai gambaran, pada tahun 1986 di pasaran Eropa i industri informasi elektronik menjual informasi seharga 495 juta dolar AS, sementara industri informasi tercetak hanya berhasil menjual 165 juta dolar AS atau kurang dari setengahnya.
Dua unsur yang menjadi tulang punggung industri informasi ini adalah “produser basis data” dai, “pen. jaja layanan akses langsung”. Yang terakhir ini disebut pula “lembaga tuan rumah”.
Produser basis data bertanggung jawab atas pencarian, pengelompokan dan pengumpulan informasi yang akan diubah menjadi data dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Ada tiga jenis produser ini, yaitu: produser yang tidak mencari keuntungan komersial, produser komersial, dan produser dari salah satu departemen pemerintah. Di Amerika Serikat 40 persen produser bergerak di bidang bukan komersial, 40 persen lagi di bidang komersial, dan sisanya milik pemerintah.
Penjaja layanan akses langsung adalah lembaga yang melayani permintaan data melalui jaringan telekomunikasi. Lembaga ini boleh jadi adalah juga produser basis data, tetapi bisa juga hanya perantara dari basis data yang dimiliki lembaga lain. Penjaja layanan yang menawarkan berbagai basis data biasanya disebut supermarket, sementara yang hanya menawarkan satu jenis basis data disebut boutique, meminjam istilah-istilah yang sudah ada di kosakata umum.
Sampai tahun 1986, di seluruh dunia tercatat adanya 1.906 basis data dan 243 penjaja layanan akses langsung. Bagian terbesar ada di Amerika Serikat (1.135 basis data, 134 penjaja) dan negara-negara Masyarakat Ekonomi Eropa (450 basis data, 60 penjaja).
Perpustakaan Elektronik. Teknologi informasi me-rombak tradisi perpustakaan sebagai penyimpan buku dan informasi tercetak yang lain, menjadi ter pat menyimpan informasi elektronik di samping yang tercetak. Segala proses dan tata cara pekerjaan di perpustakaan pun ikut berubah; segala kegiatan, mulai dari memilih dan membeli bahan pustaka sampai melayani pengunjung, kini dimasuki teknologi informasi.
Para penerbit buku (atau bentuk-bentuk media yang lain) kini melengkapi diri dengan basis data berisi informasi tentang buku (atau video, salindia, kaset) yang mereka jual. Basis data ini bisa diakses lewat jaringan telepon. Pustakawan kini tidak perlu lagi pergi ke toko buku, atau membuka-buka katalog setebal lima sentimeter, karena di mejanya ada komputer yang dihubungkan dengan telepon ke basis-basis data penerbit.
Buku (atau yang lainnya) akan tiba di perpustakaan setelah penerbit mengecek di rekening banknya untuk memastikan bahwa pesanan sudah dibayar (lewat jaringan elektronik antarbank, tentu saja). Semental sang pustakawan, sebelum buku datang, sudah bisa menurun-salinkan data bibliografi dari setiap buka (atau yang lainnya) yang dibelinya. Ini adalah bagian dari layanan penerbit untuk meringankan pekeijaan pustakawan.
Data bibliografi itu dimasukkan ke basis data bibliografi perpustakaan untuk diperiksa dan dimodifi; kasi jika perlu. Data bibliografi yang sudah divalidasi ini kemudian disiapkan untuk diakses oleh penguin jung perpustakaan. Dalam teknologi informasi, dan bibliografi yang dimasukkan ke dalam komputer dikenal dengan istilah machine readable catalog, atau katalog yang bisa dibaca dengan mesin (komputer), jika emudian data ini dapat diakses secara langsung oleh setiap pengunjung perpustakaan, maka terbentuklah online public access catalog (OPAC), atau katalog yang dapat diakses oleh umum secara langsung-
Berkat kemajuan dalam teknologi informasi pulalah kini dimungkinkan terciptanya Katalog Irtduk Nasional (National Union Catalog), yang menghimpun semua data bibliografi dari bahan-bahan pustaka (buku atau yang lainnya) yang tersebar di satu negara. Data ini, lewat jaringan telekomunikasi yang memadai, dapat dipakai oleh setiap anggota masyarakat sehingga terciptalah jaringan perpustakaan elektronik nasional. Jaringan ini memungkinkan saling pinjam antarperpustakaan, yang pada gilirannya akan meratakan kesempatan memanfaatkan informasi bagi setiap orang, lepas dari halangan geografis.
Selain memperkenalkan konsep jaringan elektronik ke dunia perpustakaan, teknologi informasi juga membawa banyak perubahan dalam layanan yang dapat diberikan kepada pengunjung perpustakaan. Terutama berkat semakin andalnya komputer dalam mengolah informasi, kini temu kembali informasi (information retrieval) dapat menangani permintaan informasi yang kompleks dan beragam. Ini merangsang perpustakaan untuk meluaskan dan menambah jenis layanan informasi, dari semata-mata layanan informasi rujukan menjadi layanan pengumpulan dan penyajian data yang dibutuhkan pengunjung. Sebagian orang kemudian memperkenalkan istilah “pusat informasi” untuk memperlihatkan semakin meluasnya jenis layanan yang dapat diberikan perpustakaan.
CD-PQM. Jaringan telekomunikasi tidak selamanya sempui ; sebagai jalur untuk mengakses informasi, terutama karena jaringan ini sangat mahal ongkos pakainya jika harus memindahkan informasi dalam jumlah sangat besar. Teknologi informasi lalu melahirkan medium baru untuk memindahkan data dalam jumlah besar. Medium ini dihasilkan melalui gabungan teknologi mikroelektronik dengan teknologi laser dan optik.
Dengan menggunakan kekuatan dan keakuratan laser, orang kini dapat “memahat” bintik-bintik atau guratan-guratan mikroskopis di permukaan suatu piringan yang terbuat dari plastik dan silikon. Bintik dan guratan ini kemudian “dibaca” kembali dengan memantulkan cahaya laser dan “diterjemahkan” menjadi keluaran digital atau analog, sehingga bisa ditampilkan di layar komputer atau televisi.
Piringan plastik inilah yang dikenal dengan nama compact disc – read only memory, disingkat CD- ROM. Piringan yang berdiameter 12 sentimeter dengan ketebalan 1 milimeter ini mampu menampung data sebesar 550 megabytes. Jika data tersebut dalam bentuk teks, piringan ini mampu menampung teks – yang jika dicetak di atas kertas berukuran buku ensiklopedi yang Anda baca ini – sebanyak 250.000 halaman. Seluruh isi ensiklopedi dalam keseluruhan se- n» yang kalau dijejerkan akan memenuhi rak sepanjang tiga meter, dapat dimasukkan ke dalam satu CD-ROM saja.
bentuk dan ukurannya yang compact, serta keringanannya, menjadikan medium baru ini pilihan utama bagi banyak lembaga yang harus mengirimkan data dalam jumlah besar’ ke berbagai tempat. Selain itu, medium ini menjadi alternatif bagi basis data yang diakses secara langsung. Cpt-ROM dapat menjadi basis data portable yang bisa dibawa ke mana-mana tanpa memerlukan banyak tempat.