PENGERTIAN TEORI BIOLOGIS GANGGUAN MOOD

By On Thursday, August 22nd, 2019 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN TEORI BIOLOGIS GANGGUAN MOOD – Karena proses-proses biologis diketahui memiliki dampak besar terhadap mood, tidak mengherankan bila para peneliti berupaya menemukan berbagai penyebab biologis depresi dan mania. Terlebih lagi, proses biologis yang terganggu pasti merupakan bagian rantai kausal jika predisposisi gangguan mood dapat diturunkan secara genetik, dan bukti-bukti bahwa predisposisi bagi gangguan mood dapat diturunkan secara genetik akan memberikan dukungan terhadap pandangan bahwa gangguan tersebut memiliki basis biologis. Efektivitas berbagai terapi obat yang meningkatkan kadar beberapa neurotransmiter tertentu dalam penanganan gangguan mood juga menunjukkan bahwa faktor-faktor biologis merupakan hal penting. Pada bagian ini kita menilik penelitian dalam bidang genetika, neurokimia, dan sistem neuroendokrin. Juga terdapat semakin banyak literatur mengenai abnormalitas struktural otak para pasien gangguan mood. Karena abnormalitas otak tersebut sama dengan yang ditemukan dalam skizofrenia, kami membahasnya pada bab selanjutnya. Angka-angka tersebut lebih besar dibanding dalam populasi umum. Anehnya, di kalangan kerabat tingkat pertama para pasien bipolar, terdapat lebih banyak kasus depresi unipolar dibanding gangguan bipolar. Rata-rata dalam 18 studi keluarga mengenai gangguan bipolar, estimasi risiko bagi para kerabat tingkat pertama pasien bipolar adalah 6,45 persen untuk gangguan bipolar dan 10 persen untuk depresi unipolar (Kelsoe, 1997). Secara keseluruhan, tingkat kesesuaian ,concordance) untuk gangguan bipolar pada kembar identik adalah sekitar 70 persen dan pada kembar fraternal sekitar 25 persen (Kelsoe, 1997). Data-data tersebut ditambah dengan hasil berbagai studi terhadap orang yang diadopsi (a.1., Wender dkk., 1986) mendukung hipotesis bahwa gangguan bipolar memiliki komponen keturunan.

Analisis keterkaitan (linhage analysis), juga telah diterapkan dalam gangguan mood. Dalam suatu studi keterkaitan terhadap kaum Old Order Amish yang dilaporkan secara luas, Egeland dan para koleganya (1987) menemukan bukti-bukti yang mendukung hipotesis bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh gen dominan pada kromosom ke-11. Meskipun demikian, beberapa upaya untuk mendapatkan hasil penelitian yang sama dengan Egeland mengalami kegagalan sehingga membuat banyak peneliti menyimpulkan bahwa kromosom ke-11 bisa saja tidak berperan dalam gangguan bipolar (a.1., Kelsoe, 1997; Smyth dkk., 1996). Penelitian mengenai keterkaitan terus dilakukan dan fokusnya diperluas hingga ke gen lain pada kromosom lain, terutama kromosom 18 dan 21.

PENGERTIAN TEORI BIOLOGIS GANGGUAN MOOD | ADP | 4.5