PENGERTIAN UTILITARIANISM (UTILITARIANISME) ADALAH
Dampak utilitarianisme.
Pengertian utilitarianism (utilitarianisme) adalah Tradisi dalam teori moral, politik dan sosial yang kebenaran tindakan, pilihan, keputusan dan kebijakan berdasarkan konsekuensinya bagi kesejaliteraan manusia (dan mungk)n juga hewan) merupakan tradisi yang amat berpengaruh. Tradisi ini diasosiasikan dengan nama Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, dan masih memiliki pengikut di kalangan filsuf, ekonom dan ilmuwan sosial, dan menduduki tempat utama dalam teorisasi moral, politik dan sosial. Tetapi mungkin contoh terbaik dari dampak utilitarianisme dapat ditemukan dalam sejumlah kritik yang herusaha dengan segala cara untuk menolaknya.
Komponen konsekuensi.
Versi klasik utilitarianisme, seperti dalam karya Bentham dan Mill, adalah bentuk utilitarianisme tindakan, yakni sebuah tindakan adalah benar jika ia menghasilkan konsekuensi terbaik, yakni konsekuensi yang berkaitan dengan kesejahteraan manusia yang paling tidak sama baiknya dengan alternatif lain. Walau kritik masih fokus pada versi utilitarianisme ini, namun versi lain yang berbeda telah muncul, seperti utilitarianisme-kekuasaan, generalisasi utilitarian, utilitarianisme-motif dan utilitarianisme kooperatif. Sejauh mana versi-versi ini berbeda dengan utilitarianisme tindakan dan sejauh mana mereka bebas dari kesulitan masih merupakan kontroversi. Dalam kenyataannya, “utilitarianisme” adalah nama dari gugus teori dengan tema yang bervariasi, dan ada tiga komponen utamanya. Menurut komponen konsekuensi, kebenaran itu terkait dengan cara menghasilkan konsekuensi yang baik. Pandangan bahwa konsekuensi adalah penentu kebenaran atau kekeliruan tindakan dinamakan konsekuensialisme; ini adalah komponen konsekuensi dari utilitarianisme tindakan dan mungkin dalam konteks itu ia dilihat sebagai pandangan bahwa sebuah tindakan adalah benar jika menghasilkan konsekuensi terbaik. Konsekuensialisme banyak dikritik keras oleh mereka yang mendulcung penjelasan yang berbeda mengenai penentuan benar salahnya suatu tindakan. Misalnya, beberapa pihak berpendapat bahwa konsekuensialisme mengabaikan pikiran yang salah, sebab ia tidak bisa merumuskan tindakan tertentu (misalnya, berbohong) secara independen dari konsekuensinya. Jika konsekuensi adalah patokan dari kebenaran atau kesalahan tindakan, maka bahkan tindakan yang paling patut dicela sekalipun dalam situasi tertentu bisa jadi adalah benar. Yang lainnya berpendapat bahwa usaha menghasilkan konsekuensi terbaik kadang-kadang gagal menghasilkan konsekuensi terbaik dan justru merugikan. Yang lainnya lagi berpendapat bahwa penjelasan kebenaran impersonal, seperti konsekuensi terbaik, mungkin tidak kompatibel dengan tujuan, komitmen, dan hubungan seseorang, dan karenanya mungkin merugikan integritas seseorang. Penjelasan, kebenaran secara impersonal ini dianggap gagal melihat perbedaan antar-orang, yaitu tidak memandang individu sebagai pribadi otonom, yang memiliki kepribadian, cita-cita dan martabat sendiri-sendiri. Sejauh mana tuduhan ini sukses—tuduhan yang ditentang oleh, misalnya, R. M. Hare—masih menjadi perselisihan, tetapi kritik ini menimbulkan perkembangan skema hak individual baru guna melindungi seseorang. Menurut komponen nilai, kebaikan atau keburukan konsekuensi mesti dinilai berdasarkan standar kebaikan intrinsik. Kebaikan di dunia ini harus dimaksimalkan. Kebaikan dalam kasus utilitarianisme tindakan ini adalah lcesejahteraan manusia; tetapi apa yang dimaksud dengan kesejahteraan manusia itu sendiri masih menjadi perdebatan. Pengertian utilitarianism (utilitarianisme) adalah Misalnya, utilitarian awal adalah kaum hedonis; utilitarian yang lebih belakangan, seperti G. F. Moore, menganggap ada hal-hal di luar kesenangan dan/atau kebahagiaan yang punya kebaikan dalam dirinya sendiri. Tren yang baru adalah menjauh dari standar kebaikan yang mengacu pada keadaan mental dan beralih ke pandangan kesejahteraan manusia berdasarkan pemenuhan keinginan atau kepuasan. Problemnya di sini adalah keinginan-keinginan mana yang mesti kita fokuskan. Pemikiran tentang kesulitan-kesulitan ini memaksa teoretisi memikirkan keinginan yang didasarkan pada informasi, yang tidak terikat oleh momen tertentu, dan sebagainya. Asumsinya adalah bahwa, dalam kondisi tertentu, keinginan yang didasarkan pada informasi akan menjadi terwujud, sedangkan keinginan yang tidak didukung informasi tidak akan terwujud (atau setidaknya tidak dilaksanakan dengan benar). Bahkan tanpa adanya problem yang berkaitan dengan kelemahan kemauan ini, detail dari pertukaran keinginan ini masih sulit dan membingungkan, dilihat dari sudut pandang psikologi moral.
Teori nilai utilitarian. Pengertian utilitarianism (utilitarianisme) adalah
Kritik terhadap teori nilai utilitarian ada banyak, dan teori ini hingga kini masih menjadi kontroversi, bukan hanya berkaitan dengan sifat dari hal-hal yang dianggap nilai intrinsik tetapi juga dengan kemungkinan adanya VALUES impersonal atau agennetral. Nilai-nilai adalah subjektif, dalam pengertian relatif tergantung pada si pelaku; nilai-nilai ini adalah nilai-nilai milik si agen. Namun utilitarianisme menghendaki agar keinginan dikelompokkan dan ditimbang dan diseimbangkan berdasarkan prinsip yang netral, misalnya prinsip kesejahteraan umum, meskipun belum jelas mengapa igen tertentu punya alasan untuk menghargai upaya meraih kesejahteraan umum. jika seseorang menjadi lebih baik, maka ia mungkin punya alasan untuk meraihnya; tetapi bagaimana jika orang itu harus mengorbankan dirinya untuk memaksimalkan kesejahteraan umum? Pengertian utilitarianism (utilitarianisme) adalah Kritik terhadap teori nilai utilitarian ada banyak, dan teori ini hingga kini masih menjadi kontroversi, bukan hanya berkaitan dengan sifat dari hal-hal yang dianggap nilai intrinsik tetapi juga dengan kemungkinan adanya VALUES impersonal atau agennetral. Nilai-nilai adalah subjektif, dalam pengertian relatif tergantung pada si pelaku; nilai-nilai ini adalah nilai-nilai milik si agen. Namun utilitarianisme menghendaki agar keinginan dikelompokkan dan ditimbang dan diseimbangkan berdasarkan prinsip yang netral, misalnya prinsip kesejahteraan umum, meskipun belum jelas mengapa igen tertentu punya alasan untuk menghargai upaya meraih kesejahteraan umum. jika seseorang menjadi lebih baik, maka ia mungkin punya alasan untuk meraihnya; tetapi bagaimana jika orang itu harus mengorbankan dirinya untuk memaksimalkan kesejahteraan umum?