PENGERTIAN UTOPIANISME

By On Sunday, September 1st, 2013 Categories : Bikers Pintar

Utopianism (Utopianisme)

Utopianisme adalah suatu bentuk teori sosial yang berusaha memunculkan nilai-nilai dan praktek-praktek tertentu dengan cara menghadirkannya dalam negara atau masyarakat ideal. Para penulis utopis tidak berpikir dalam pengertian biasa bahwa negara-negara seperti itu bisa direalisasikan, setidak-tidaknya menyerupai bentuk sempurna yang mereka gambarkan. Tetapi mereka juga tidak melibatkan diri dalam suatu gerakan yang aneh atau fantastik, sebagaimana ditunjukkan oleh penggunaan istilah populer tersebut. Tujuan utama Utopia, sebagaimana dalam Republic karya Plato, adalah menunjukkan suatu ciri esensial dari suatu konsep yaitu keadilan atau kebebasan dengan melukisnya besar- besar, dalam format masyarakat ideal yang didasarkan atas konsep itu. Pada saat-saat lain, seperti Utopia karya Sir Thomas More (1516), obyeknya terutama bersifat kritis atau satiris, untuk mencela kejahatan-kejahatan masyarakat si penulis dengan cara memperbandingkannya melalui karya sastra dengan golongan orang Utopia yang baik-baik. Hanya jarang sekali di antara para penulis Utopia Looking Backward karya Edward Bellamy adalah sebuah contoh bagus berusaha mentransformasikan masyarakat sesuai dengan cetak biru yang digambarkan secara cermat dalam Utopia mereka. Pada dasarnya fungsi-fungsi utopia ini bersifat heuristik.

Hingga abad ke-17, posisi geografis para Utopis umumnya diletakkan di lokasi-lokasi yang amat jauh dalam globe. Penjelajahan menemukan benua baru oleh bangsa Eropa di abad ke-I6 dan ke-17 membuat alat ini tidak berguna karena dunia menjadi begitu familiar. Sejak itu Utopia mengalami per ilihan tempat; ke angkasa luar penjelajahan ke bulan dimulai pada abad ke-I7 atau ke dasar taut, sebagaimana sering ditemukan dalam peradaban Atlantis yang tenggelam, atau jauh di bawah kerak bumi. Tetapi makin lama peralihan ini lebih berkaitan dengan dimensi waktu daripada ruang, suatu langkah yang pertama kali didorong oleh gagasan kemajuan abad ke-17 dan kemudian oleh pemikiran yang berpengaruh luas tentang waktu berdasarkan geologi dan biologi baru dari Lyell dan Darwin. Utopia tidak lagi berada di tempat yang lebih baik, tapi di zaman/ waktu yang lebih baik. Di antaranya adalah H. G. Wells yang menulis perjalanan milyaran tahun ke masa depan, dan Olaf Stapledon dalam bukunya Last and First Men (1930) menggunakan skala waktu 2 milyar tahun untuk menunjukkan pendakian umat manusia mencapai ketinggian Utopian.

Beralihnya tempat menjadi waktu juga menimbulkan realisme sosiologis baru dalam Utopia. Utopia sekarang ditempatkan dalam sejarah dan, betapapun jauhnya realitas Utopia, setidak-tidaknya bisa ditampilkan sebagai sesuatu yang cenderung dituju oleh umat manusia. Keterkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad ke-17 sebagaimana dalam buku New Atlantis (1627) dan buku Campanella City of the Sun (1637) karya Bacon memperkuat perkembangan ini. Dengan munculnya sosialisme yang sangat Utopis di abad ke-19, Utopianisme akhirnya menjadi perdebatan tentang realisasi sosialisme yang mungkin dilakukan. Utopia dari Bellamy dan Wells (A Modem Utopia, 1905) memiliki dalih-dalih yang paling kuat dalam mendukung sosialisme ortodoks, tetapi William Morris menampilkan versi alternatif yang menarik dalam bukunya News from Nowhere (1890). Sebuah alternatif yang lain muncul dengan ditemukannya dystopia atau anti-Utopia, sebuah inversi dan penafsiran liar terhadap semua harapan Utopia. Didukung buku karya Samuel Butler yang anti Darwin, Erewhon (1872), alternatif ini mencapai puncaknya pada tahun 1930-an dan 1940-an, terutama dengan buku Aldous Huxley Brave New World (1932) dan buku George Orwell Nineteen Eighty-Four {1949). Hanya buku B. F. Skinner, Walden Two (1948) tetap menjaga cahaya obor Utopian di tahun-tahun yang gelap ini, dan ketika itu banyak yang melihat dalam Utopia yang merekayasa perilaku itu mimpi buruk yang lebih jelek daripada dystopia yang paling hitam sekalipun. Tetapi Utopianisme kembali menguat di tahun 1960-an dalam karya-karya seperti An Essay on Liberation dari Herbert Marcuse (1969), dan karya ini terus hidup dan berkembang dalam gerakan-gerakan futurologi dan ekologi.

Barangkali Utopianisme inheren dalam kondisi manusia, mungkin juga hanya ada dalam budaya-budaya tertentu yang dipengaruhi tradisi klasik dan kristen; tetapi barangkali kita bisa sependapat dengan Oscar Wilde bahwa “suatu peta dunia yang tidak memasukkan Utopia meski cuma setitik adalah tidak bernilai sama sekali.”

Incoming search terms:

  • utopianisme
  • utopianisme adalah
  • utopia artinya
  • pengertian utopianisme
PENGERTIAN UTOPIANISME | ADP | 4.5