PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT JIWA ABAD KE-15

By On Monday, July 22nd, 2019 Categories : Bikers Pintar

Hingga akhir Perang Salib di abad ke-15 hanya ada sedikit rumah sakit jiwa di Eropa, namun ada banyak rumah sakit khusus penderita lepra. Pada abad ke-12, di Inggris dan Skotlandia terdapat 220 rumah sakit khusus lepra untuk populasi sebanyak satu setengah juta. Setelah berakhirnya Perang Salib, penyakit lepra secara bertahap menghilang dari Eropa, kemungkinan karena berakhirnya perang telah menghentikan penyebaran infeksi yang bersumber dari dunia Timur. Setelah lepra bukan lagi merupakan masalah sosial besar, dan banyak rumah sakit yang tersedia, perhatian dialihkan kepada orang-orang tidak waras.

Perawatan di rumah sakit bagi orang-orang sakit jiwa dimulai secara serius pada abad ke-15 dan ke-16. Rumah sakit lepra diubah menjadi asilum, tempat pengungsian yang disiapkan untuk penempatan dan perawatan orang sakit jiwa. Banyak rumah sakit jiwa dihuni secara bersama-sama oleh orang sakit jiwa dan para pengemis. Pengemis dianggap sebagai masalah sosial besar pada masa itu; pada abad ke-16, Paris memiliki 30.000 pengemis dari total populasinya yang kurang dari 100.000 (Foucault, 1965). Rumah sakit jiwa tersebut tidak memiliki perawatan khusus bagi para penghuninya selain membuat mereka bekerja, namun dalam periode yang sama rumah-rumah sakit yang dilengkapi secara lebih spesifik untuk penanganan penderita sakit jiwa juga didirikan.

Bethlehem dan Rumah Sakit Jiwa Awal Lainnya. Biara Santa Maria Bethlehem didirikan pada tahun 1243. Pada tahun 1403 enam orang sakit jiwa menghuni biara tersebut, dan pada tahun 1547, Henry VIII menyerahkannya kepada pemerintah kota London, dan sejak saat itu menjadi rumah sakit yang hanya menangani orang sakit jiwa. Kondisi di Bethlehem sangat buruk. Setelah bertahun-tahun kata Bedlam, kependekan dan nama populer rumah sakit tersebut, menjadi istilah yang menggambarkan suatu tempat atau situasi yang penuh kekacauan dan kebingungan. Bethlehem akhirnya menjadi salah satu atraksi turis yang besar di London, pada abad ke-18 bersaing dengan Westminster Abbey dan Menara London. Bahkan pada akhir abad ke-19, melihat pasien yang liar dengan segala keanehannya dianggap suatu hiburan, dan tiket masuk Bedlam mulai dijual. Tidak berbeda dengan itu, di Lunatics Tower yang dibangun di Wina pada tahun 1784, para pasien ditempatkan di tempat terbuka di antara ruang-ruang persegi di sebelah dalam dan dinding luar sehingga mereka dapat dilihat oleh orang-orang yang lewat.
Jangan diasumsikan bahwa masuknya perilaku abnormal dalam wilayah penanganan rumah sakit dan pengobatan medis menjadikan penanganannya lebih manusiawi dan efektif. Penanganan medis sering kali kasar dan menyakitkan. Benjamin Rush (1745-1813), yang mengawali praktik medisnya di Philadelphia pada tahun 1769 dan terlibat secara penuh dalam perjuangan kemerdekaan negaranya, dianggap sebagai bapak psikiatri Amerika. Dia yakin bahwa gangguan mental disebabkan oleh kelebihan darah di otak. Konsekuensinya, penanganan yang dipilihnya adalah mengambil sejumlah besar darah dari individu yang mengalami gangguan. Tindakan tersebut dilakukan oleh bekas pasien, Jean Baptiste Pussin, yang telah menjadi seorang yang patuh di rumah sakit tersebut. Kenyataannya, Pinel bahkan tidak ada di sana ketika para pasien dibebaskan (Weiner, 1994). Namun beberapa tahun kemudian, Pinel memuji upaya tersebut dan mulai melakukan hal yang sama.

Sejalan dengan egaliterisme Republik Prancis yang baru, Pinel mulai meyakini bahwa para pasien jiwa yang dirawatnya pada dasarnya adalah manusia normal yang harus didekati dengan kesabaran dan pengertian serta ditangani sebagai manusia yang memiliki harga diri. Dia menyimpulkan bahwa jika nalar mereka hilang karena masalah pribadi dan sosial yang berat, nalar tersebut dapat dikembalikan dengan konseling yang memberikan rasa nyaman dan aktivitas yang bertujuan.
Atas semua kebaikan yang dilakukan Pinel terhadap orang-orang yang menderita penyakit jiwa, bagaimanapun juga, dia bukanlah contoh sempurna atas pencerahan dan egaliterisme. Penanganan yang lebih manusiawi dilakukannya bagi kaum kelas atas; pasien kelas bawah tetap menghadapi teror dan paksaan sebagai alat kendali. Jaket pengikat menggantikan rantai yang sebelumnya digunakan.

PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT JIWA ABAD KE-15 | ADP | 4.5