SAAT-SAAT MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Perjuangan Bangsa Indonesia menuju Proklamasi Kemerdekaan semakin gigih, dimana hal ini nampak digiatkan baik dari golongan tua maupun muda. Mereka sependapat bahwa Kemerdekaan Indonesia harus segera diproklmasikan. Hanya ada perbedaan tentang cara mengemukakan dan merealisasikan pendapat.
Golongan tua sesuai dengan perhitungan politiknya berpendapat bahwa bangsa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah dengan jalan bekerjasama dengan Pemerintah Jepang.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Muhamad Hatta dan dr. Rajiman Widyodiningrat dipanggil oleh Jenderal Besar Terauchi yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.Ketigatokoh pergerakan Nasional tersebut berangkat menuju Saigon Vietnam Selatan dimana sebagai markas besar Terauchi. Dalam suatu pertemuan Dalath, Jenderal Terauchi menyampaikan kepada ketiga pemimpin tersebut bahwa Pemerintah Kema- harajaan Jepang telah memutuskannya untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk melaksanakannya telah dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pelaksanaannya dapat mulai, segera setelah persiapannya selesai. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh wilayah bekas Hindia Belanda. Mungkin pelaksanaannya tidak dapat sekaligus untuk seluruh bekas wilayah Indonesia, melainkan bagian demi bagian sesuai dengan kondisi setempat.
Menurut Ir. Soekarno, Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus memberikan 3 cap, yaitu :
- Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Muhammad Hatta sebagai wakil ketua, sedangkan Rajiman Widyodiningrat sebagai anggota.
- Panitia Persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus itu.
- Lekas atau tidaknya pekerjaan Panitia diserahkan seluruhnya kepada panitia.
PPKI atau Dokuritsu Zyumbi linkai terdiri atas 27 orang, termasuk ketua dan wakil ketua. Anggota-anggota atas penunjukkan Jepang ada 21 orang termasuk ketua dan wakil ketua. Kemudian atas tanggung jawab Ir Soekarno anggota ditambah lagi sebanyak 6 orang.
Walaupun PPKI mula-mula dibentuk oleh Jepang tetapi bukan alat Jepang, karena PPKI bekerja menurut keyakinan, pemikiran dan rencana sendiri untuk mencapai kemerdekaan dan sejak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu 14 Agustus 1945, maka segenap anggota PPKI ini dianggap sebagai sudah mewakili seluruh rakyat Indonesia. Keputusan- keputusan yang diambil dalam sidang PPKI adalah suara rakyat Indonesia yang datang dari berbagai daerah di seluruh pelosok tanah air Indonesia, sehingga PPKI adalah badan nasional.
Menurut rencana Pemerintah Jepang di Jakarta, Panitia Persiapan akan dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945 dan kemudian mulai bersidang pada tanggal 19 Agustus 1945 serta menggunakan bahan-bahan yang dahulu sudah dipersiapkan oleh BPUPKI juga mempunyai kantor tata usaha dan sebagai kepala kantor ditunjuk Muhammad Hatta.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 resmi diumumkan bahwa Jepang telah siap menghen-tikan peperangannya dan menyerah kalah kepada Sekutu. Dengan kekalahan Jepang atas Sekutu, sangat dimungkinkan untuk segera diproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dalam hal ini Ir. Soekarno dan Drs. Moh
Hatta berpendapat bahwa soal kemerdekaan Bangsa Indonesia yang datangnya dari Pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan Bangsa Indonesia sendiri tidaklah menjadi soal karena toh Jepang sudah kalah. Kini kita menghadapi Sekutu yang berusaha akan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang ter-organisasi”. Sikap yang demikian itu tidak disetujui oleh golongan muda. Golongan muda menuntut supaya Indonesia merdeka tanpa menggantungkan hadiah dari Jepang. Perbedaan pendapat ini memuncak dengan terjadinya penculikan atas Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ke Rengasdengklok. Penculikan ini dilakukan oleh golongan Sukarno cs dengan maksud menjauhkan mereka dari segala macam pengaruh Jepang dan bukan bermaksud untuk menteror. Akhirnya setelah diadakan pembicaraan antara golongan tua dan golongan muda, Ir. Soekarno menyetujui desakan golongan muda yang diwakili oleh Singgih, dimana Proklamasi Kemerdekaan diucapkan tanpa pengaruh/ campur tangan Jepang.
Kemudian hasil kesepakatan itu dilaksanakan dan rencana Proklamsi Kemerdekaan Bangsa Indonesia akan dilaksanakan di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945. Tindakan selanjutnya adalah penyusunan naskah Proklamasi yang diadakan di tempat kediaman Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Imam Bonjol 1. Naskah Proklamasi di rumuskan oleh tiga orang pimpinan golongan tua, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta dan Mr. Ahmad Subarjo dengan disaksikan oleh tiga orang eksponen golongan pemuda yakni Sukarni, BM Diah dan ‘Mbah Diro’ serta beberapa orang Jepar.g. Setelah bermusyawarah akhirnya Ir. Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah bersih berdasarkan ‘draft’ rumusan tulisan tangan Soekarno dengan peru-bahan-perubahan yang disetujui.