STRUKTUR XILEM DAN FLOEM SEKUNDER
STRUKTUR XILEM DAN FLOEM SEKUNDER, Xilem dan floem sekunder berisi tipe sel dasar yang sama seperti xilem dan floem primer, tetapi sel-sel jaringan sekunder ini disusun dalam dua sistem, yaitu sistem sumbu atau aksial (membujur dan vertikal) dan sistem radial (melintang atau horizontal). Dalam sistem sumbu, sel-sel diorientasikan iiengan sumbu-sumbu panjang yang sejajar dengan sumbu iatang, sedangkan dalam sistem radial sel-sel disusun zgaklurus pada sumbu. Susunan xilem dan floem sekunder thalam sistem sumbu dan sistem radial mencerminkan struktur Cambium pembuluh yang membentuk jaringan-jaringan wrsebut. Pemula-pemula bentuk gelendong kambium pembuiah unsur-unsur sistem sumbu, dan pemulaoemula jejari membentuk unsur-unsur sistem radial (yaitu rjari pembuluh). Dalam dikotil, sistem sumbu xilem sekunder berisi anggota-anggota pembuluh, trakeid, serat, dan varenkima sumbu. Sistem sumbu floem sekunder berisi komponen-komponen pembuluh tapis, sel tetangga, parenkima sumbu, dan biasanya juga serat. Sistem-sistem sumbu radial xilem sekunder dan floem sekunder hanya terdiri atas parenkima radial (jejari). Sel-sel ini berhubungan langsung dengan parenkima sumbu sehingga secara bersama-sama dan secara terus-menerus mereka membentuk jaringan sel-sel hidup.
Hubungan antara dua sistem ini dapat dilihat dari penampilannya dalam tiga irisan yang biasa dipakai untuk menginterpretasikan struktur suatu organ sumbu ( 6.8). Dalam irisan melintang (IM) sel-sel meristem sumbu disayat melintang, sedangkan sel-sel jejari ditampilkan membujur. Bila suatu sumbu seperti batang atau akar disayat memanjang, dua macam irisan membujur dapat diperoleh, yaitu irisan membujur radial (IMR) sepanjang jari-jari, dan irisan membujur tangensial (IMT) yang sejajar dengan suatu tangens. Kedua-duanya memberi pandangan sama mengenai suatu sistem sumbu karena irisan-irisan menampilkan sel-sel sistem ini secara membujur, tetapi memberikan dua pandangan berbeda tentang jejari pembuluh. Irisan. membujur radial menunjukkan jejari dalam bentuk pita horizontal yang tegaklurus pada komponen sistem sumbu, sedangkan irisan membujur tangensial memotong jejari dan karena itu menunjukkan lebar dan tingginya ( 6.8b).
Komposisi, susunan, dan ukuran sel-sel yang membentuk xilem dan floem sekunder tidak sama dalam tumbuhan yang berbeda, bahkan dalam tumbuhan yang sama, dan mereka banyak bervariasi sejalan dengan musim ketika jaringanjaringan sekunder itu terbentuk. Variasi musiman tersebut biasa dijumpai dalam pohon-pohon yang tumbuh di daerah beriklim sedang yang mempunyai pergantian musim panas dan dingin yang nyata. Tetap.i rupanya ini bukan suatu ciri yang selalu ada pada pohon-pohon di kawasan tropik, bahkan di kawasan yang mempunyai pergiliran musim kering dan musim hujan yang nyata sekalipun. Variasi musiman, bila ada, lebih mencolok pada xilem sekunder, di mana unsur-unsur yang terbentuk tumbuh pada awal musim biasanya lebih besar dan mempunyai dinding lebih tipis daripada unsur-unsur yang tumbuh pada akhir musim. Bila kegiatan kambium mulai lagi pada permulaan musim tumbuh berikutnya, sel-sel xilem yang lebih besar dan berdinding lebih tipis kontras sekali jika dibandingkan dengan sel-sel xilem yang lebih kecil dan berdinding lebih tipis yang terbentuk pada akhir musim sebelumnya. Batas yang mencolok antara satu musim tumbuh dan yang berikutnya disebut lingkaran tumbuh ( 6.9). Dalam berbagai tumbuhan zonasi sel-sel secara konsentrik tampak juga dalam floem sekunder, tetapi lingkaran-lingkaran ini tidak selalu sejalan dengan lingkaran tumbuh yang terlihat dalam xilem sekunder ( 6.13).