TEORI NEO-HUBUNGAN KEMANUSIAAN
Teori neo-hubungan kemanusiaan
Sepanjang akhir 1950-an dan awal 1960-an, gagasan Mayo dikembangkan dan diperluas. Tindakan pengarahan yang lebih bersifat psiko-logis dilakukan untuk melengkapi perspektif so-sial dan psikologi sosialnya. Teori neo-hubungan kemanusiaan ini memandang bahwa, yang terpenting, para pegawai perusahaan menginginkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di atas pekerjaannya. Para penulis teori neo-hubungan kemanusiaan mengasumsikan bahwa jika para pekerja diizinkan untuk melakukan pekerjaan yang berarti dan bertanggung jawab, sikap mereka terhadap perusahaan akan lebih positif, dan mereka akan rela untuk ikut memikul sasaran-sasaran manajemen. Keadaan ini pada gilirannya akan mencegah terjadinya konflik industri. Banyak pengamat menyebut karya Abraham Maslow (1943) sebagai titik awal masa neo-hubungan kemanusiaan. Teori neo-hubungan kemanusiaan mendukung kebanyakan kerja pengembangan organisasional yang telah berdampak demikian besar pada rancangan struktur organisasi dan tim, penerapan teknologi serta seleksi dan pengembangan pegawai.