UNSUR-UNSUR PENGHAMBAT INTEGRASI
Bentuk integrasi yang ideal sebagaimana diuraikan di atas adalah integrasi yang seimbang dan dinamis, bukan hanya lahiriah (semu atau pseudo), tetapi mendalam dan otentik. Bentuk integrasi seperti itu sangat jarang, bahkan tidak pernah ada. Biasanya orangharus sudah puas dengan bentuk kesatuan lahiriah dengan daya lekat (kohesi) yang sedang. Pertanyaan yang muncul adalah: Unsur-unsur manakah yang menghambat integrasi. Pertanyaan di atas menjadi mendesak apabila hambatan itu demikian berat sehingga proses integrasi itu tidak hanya terhenti, tetapi mengakibatkan disintegrasi atau pecahnya kesatuan. Boleh jadi perpecahan itu belum sampai pada titik disintegrasi total, tetapi baru parsial. Kalau demikian pertanyaan lebih jauh akan berbunyi: Bagaimana mempersatukan kembali kesatuan yang sudah rusak itu? Sudah barang tentu kita tidak akan melangkah ke usaha mengutuhkan kembali (reintegrasi) sebelum mengetahui unsur-unsur yang menghambat bahkan yang memecah belah itu. Oleh karena itu secara metodologis pada bagian ini akan dibicarakan unsur-unsur penghambat itu. Dalam kajian mengenai unsur-unsur penghambat integrasi, hal- hal yang harus diketahui adalah unsur-unsur mana yang menghambat, besar kekuatan penghambat, kemungkinan kekuatan penghambat itu dikendalikan.
Untuk itu perlu dilihat kembali komponen dari integrasi yang bersangkutan. Struktur integrasi perlu diurai dan komponen-komponennya dianalisis satu demi satu. Setiap kali menghadapi satu komponen harus dipertanyakan, apakah di situ tersembunyi kekuatan-kekuatan yang menghambat integrasi. Analisis dapat dilakukan dari sudut sosiologi dan kalau perlu dari kaca mata psikologi sosial. Demi singkatnya kita pakai asumsi bahwa di dalam kesatuan dan persatuan (kumpulan dan organisasi) didapati ketegangan antara individu dan organisasi, ketegangan antara kelompok kecil dan kelompok besar. Ketegangan ini dapat dirumuskan demikian: Individu (kelompok kecil/suku) yang lebih kuat cenderung kembali ke dunia (lingkungan) sendiri, tidak ke dunia (lingkungan) lain yang lebih luas. Dengan kata lain, terdapat ketegangan antara kepentingan sendiri dan kepentingan umum. Apalagi individu atau kelompok tidak tertarik memasuki sebuah organisasi besar, kalau tidak melihat keuntungan yang dapat dicapai dari organisasi besar itu. Prinsip itu memang berlaku umum.
Mengenai integrasi makro sosial (juga integrasi nasional) komponen-komponen konstitutifyang terpenting adai ah unsur-unsur kesukuan. Dalam kerangka pemikiran yang sama dapat dikatakan bahwa di dalamnya terdapat ketegangan antara kepentingan suku dan kepentingan nasional. Masalah suku (kelompok etnis) di mana saja tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan sejumlah unsur sensitif, yaitu: daerah dan warna kulit, kebudayaan pada tingkat tertentu yang mempunyai ciri sendiri, agama atau kepercayaan yang dianut, darah (tanah air) serta sumber-sumber alamnya dan masalah mayoritas dan minoritas.
Untuk menemukan unsur-unsur penghambat integrasi dapat pula dirumuskan pertanyaan dari jurusan sebaliknya. Unsur-unsur mana yang paling mungkin untuk mewujudkan kesatuan yang erat di dalam kelompoknya sendiri? Jawabannya akan mengacu kepada unsur-unsur yang sama seperti di atas: darah (suku), kebudayaan suku, agama/kepercayaan, daerah, mayoritas-minoritas. Unsu r-unsur di atas memang lazim dan hidup di tengah masyarakat. Unsur-unsur yang dapat melekatkan anggota-anggota kelompok etnis (suku) dalam kesatuan yang erat, dapat berubah menjadi unsur- unsur penghambat yang kuat bagi bentuk kesatuan yang lebih besar atau integrasi nasional.
Dapat dipertanyakan lebih lanjut: Dari serangkaian unsur penghambat tersebut, manakah unsur penghambat yang paling kuat bagi persatuan y anglebih besar? Khusus untuk masyarakat Indonesia hingga kini belum tersedia penelitian ilmiah yang lengkap dan mendalam. Tetapi jawaban populis sudah cukup dikenal, yakni SARA (Suku, Agama, Ras, Aliran kepercayaan). Tentu saja urutan ini dilihat dari bobot ilmiahnya, tidak dibuat “pro logika”, melainkan lebih “pro memori”.
Incoming search terms:
- unsur yang penting dalam integrasi nasional adalah